Pustaka bagi saya adalah wisata ilmu pengetahuan. Di era kini, dengan kemajuan tekhnologi, kita dapat mengakses banyak buku elektronik via internet. Kemudian membaca buku-buku bermutu karangan penulis-penulis yang sudah diakui karya tulisnya oleh para kritisi buku yang tentunya buku-buku Best seller yang diminati. Buku dengan banyak pilihan disiplin ilmu dapat pula kita temui dipelbagai perpustakaan. Di dalam perpustakaan kita dapat menggali mancaragam ilmu untuk menambah cakrawala berfikir kita lewat koleksi yang dimilikinya. Dengan membaca banyak buku, memori otak manusia semakin lapang, bukan sebaliknya. Memori otak manusia diciptakan maha canggih oleh Sang Pencipta agar dapat menyimpan data tanpa batas (absolute).
Pagi menjelang siang, Selasa 18/03/2014, dimana para Caleg sibuk berkampanye dan sosialisasi, bersama seorang teman, saya mengirab ke Pustaka MR. H. Sutan Mohammad Rasjid yang berlokasi di pantai Gandoriah Pariaman. Pustaka tersebut dijaga oleh dua wanita muda Vetika Yomita dan Delfi Risma Aulia saban hari tujuh hari dalam seminggu. Hari Minggu pun Vetika dan Delfi tetap menjaga pustaka yang dikunjungi sekitar 20-30 orang perhari. Suasana disana nyaman, baik dalam ruangan maupun bagian teras yang menghadap pantai. Halamannya diteduhi pohon pelindung. Sepelemparan batu kebelakang stasiun kereta api Pariaman yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bangunannya lumayan luas dengan bentuk panggung. Pustaka ini sebenarnya sudah ada sejak Tahun 2011 lalu. Namun entah kenapa gaung dan keberadaannya seakan kalah dengan debur ombak di depannya dan trentangan panggung orgen tunggal disisi kanannya.
Menurut keterangan Delfi, Pustaka sumbangan yayasan MR. Sutan Mohammad Rasjid ini memiliki koleksi 3.450 buku yang dikelola oleh Pemko Pariaman melalui Bagian Humas Sekretariat Kota. Jenis buku di Pustaka yang memiliki fasilitas Wifi, AC, dan meja membaca tersebut sebanyak 13 jenis, yaitu; Agama, Karya umum, Filsafat, Sosial, Bahasa, Ilmu Murni, Ilmu terapan, Kesenian Olahraga, Geografi sejarah umum, Referensi, Roman Anak, Majalah Buletin dan Kliping.
"Pengunjung kebanyakan murid SMP dan Tsanawiyah, juga siswa SMA dan Mahasiswa. Mereka senang membaca di teras yang menghadap pantai daripada di dalam. Mungkin karena tiupan angin sepoi-sepoi bikin pembaca nyaman," kata Vetika sopan.
Vetika berharap koleksi buku di perpustakaan ditambah. Banyak rak buku yang masih kosong. Buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut menurut Vetika selain dibeli dari Uang APBD juga dari yayasan MR Sutan Mohammad Rasjid.
"Ada juga sumbangan dari pengunjung dan bantuan dari perpustakaan Nasional," imbuh Vetika.
Pantai Gandoriah dengan akses transportasi kereta api wisatanya adalah salah satu pantai paling banyak dikunjungi wisatawan di Sumatera Barat. Keberadaan Perpustakaan ini jangan sampai senyap oleh deru ombak Pantai Gandoriah dan deru mesin serta lengkingnya klakson kereta api. Minat membaca musti lebih ditumbuh-kembangkan pada generasi muda yang secara empirik lebih senang berkerumun disaat pentasan orgen tunggal di panggung pantai Gandoriah di sisi kanan depan Perpustakaan tersebut. Jangan biarkan Ia bersedih karena merasa terabaikan. Terasing ditengah keramaian.
Catatan Oyong Liza Piliang