Untuk meningkatan keanekaragaman hayati, jurusan Biologi Fakultas MIPA UNAND memberikan 1500 bibit pohon langka untuk ditanam di kawasan Hutan Kota Pariaman di Sikapak Barat dan Sikapak Timur, Minggu 23/2/2014. Diantara pohon yang diberikan tersebut adalah:
-Bibit pohon surian
-Bibit pohon petai
-Bibit pohon sibarueh/manggis hutan, dan
-Bibit pohon trambesi.
Sejak Tahun 2011 Fakultas MIPA UNAND sudah membuat perencanaan Hutan Kota untuk Kota Pariaman dan selesai pada Tahun 2012. Dalam masterplan, area yang akan menjadi kawasan Hutan Kota ialah seluas 15 hektare yang berlokasi di Desa Sikapak Timur/Barat. Kota Pariaman termasuk dalam 60 Kota/Kabupaten di seluruh Indonesia yang menandatangani Komitmen Green City.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, Wakil Walikota Genius Umar, Ketua Jurusan Fakultas MIPA UNAND Jabang Nurdin, Ardinis Arbain (UNAND), Kepala SKPD, Camat se Kota Pariaman, KAN Nagari Sikapak, Organisasi Kepemudaan, Kepala Desa Sikapak Barat dan Timur, serta Kabag Humas Setdako Pariaman Hendri.
Pada kesempatan tersebut, Walikota Mukhlis Rahman mengatakan komitmen Pemko Pariaman untuk mewujudkan Kota Pariaman sebagai Green City (Kota Hijau).
"Sekarang Kota Pariaman lumayan hijau dan banyak hutan dibandingkan beberapa daerah lain. Hutan Kota atau Kawasan taman keaneka-ragaman hayati untuk Kota Pariaman sudah disetujui oleh Kementrian Lingkungan Hidup RI. Untuk itu Pemko Pariaman akan membebaskan tanah seluas 15 Hektar," kata Mukhlis.
"Untuk pembebasan tanah tersebut, pada prinsipnya masyarakat sudah setuju, namun demikian, Segala sesuatu menyangkut administrasinya musti diselesaikan terlebih dahulu (ganti rugi). Sekarang kita baru memiliki 3 hektare lahan Hutan Kota," rincinya.
Menurut Mukhlis, Kawasan Hutan Kota, sejalan dengan visi misi Kota Pariaman sebagai Daerah tujuan Wisata.
"Nantinya Pemko Pariaman akan membangun dikawasan ini arena bermain untuk anak-anak, kemudian area untuk joging dan bersepeda, dan juga sebagai kawasan penelitian dunia akademis. Dengan penanaman pohon ini, adalah sebagai bentuk pelestarian lingkungan hidup untuk generasi kita yang akan datang, 20 atau 30 Tahun nanti," pungkasnya.
Orang Minangkabau sejak zaman dahulunya sangat mencintai lingkungan hidup sebagaimana tertulis dalam tambo. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian nama-nama daerah dengan nama-nama pohon. Satu Pohon Sejuta Harapan. Demikian kata Ardinis Arbain.
Catatan Oyong Liza Piliang