Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kian Tebal, Status Siaga Darurat Kabut Asap Kota Pariaman Ditentukan Setelah Pengukuran

27 Februari 2014 | 27.2.14 WIB Last Updated 2014-02-27T13:44:17Z
                    foto 27/2/2014 pukul 12.45 WIB di depan Kantor Kejari Pariaman



Kabut asap akibat kebakaran hutan di Provinsi Riau berdampak serius ke Sumatera Barat, begitu juga dengan Kota dan Kabupaten Padangpariaman. Hal ini telah kami uji dengan mengukur manual jarak pandang efektif menggunakan objek tertutup kabut dari posisi kami (Jl. Imambonjol). Kemudian mengukurnya dengan menggunakan jarak kilometer mobil. Hasil yang kami dapat, jarak pandang akibat kabut tebal tersebut kurang dari 500 meter. Matahari dari pagi hingga siang inipun tiada terlihat akibat tebalnya kabut asap yang menyelimutinya.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman Ir. Yutiardi Rivai, apabila asap kabut mencemari udara pada tekanan 150 psi, maka situasi dianggap siaga darurat. Untuk Kota Pariaman baru diukur oleh tim dari provinsi besok tanggal 28/2/2014.

"Kita belum tahu ukuran kabut asap Kota Pariaman karena baru akan dilakukan pengukurannya esok," kata dia via seluler (27/2/2014).

Menurutnya, Dinas Kesehatan Kota Pariaman hanya punya stok 3000 masker, sedangkan kebutuhan adalah 95.000 x 2 masker.

"Stok masker tidak mencukupi, hanya 3000, sebagian sudah dibagikan kemaren di depan kantor perhubungan (samping pom bensin kp. pondok) dan di Puskesmas-puskesmas," imbuh dia.

Dia menyebutkan Dinas Kesehatan akan memesan sebanyak 190.000 masker untuk kebutuhan Kota Pariaman jika Status Kota Pariaman sudah ditetapkan siaga darurat.

"Pemko melalui Dinas Kesehatan akan beli pada rekanan masker itu. Yang kami cemaskan nantinya stok masker itu sendiri nantinya yang tidak mencukupi," ulasnya.

Namun demikian Dia meminta kepada masyarakat agar datang kepada pusat pelayanan kesehatan terdekat jika ada gejala gangguan pernapasan akibat kabut asap.

"Kita minta pada masyarakat pengendara sepeda motor agar menggunakan penutup, seperti saputangan. Jika ada gangguan pada saluran pernapasan segera datang ke pusat pelayanan kesehatan," pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan kami selama 2 jam mengamati di Jalan Imambonjol, tidak ada satupun pengendara sepeda motor yang menggunakan masker atau saputangan penutup (hidung dan mulut pada helm non fullface, sebab kalau fullface tentu tidak terlihat)

Catatan Oyong Liza Piliang
×
Berita Terbaru Update