Dalam suasana pra-pemilu 2014 ini, negara kita sedang berada dalam kehangatan suasana kampanye. Upaya mempromosikan diri sendiri sebagai ajang sakral yang tidak pernah bisa ditinggalkan. Seperti mendatangi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan menggunakan metode insidental random sampling. Mereka berkeliling secara acak ke daerah-daerah yang menurut mereka strategis untuk mengumbar-umbarkan janji.
Atribut-atribut material juga tidak terlepas dari suasana kampanye seperti ini. seperti spanduk, baliho, baju pemenangan dan sebagainya. Ke semua itu menyuguhkan tulisan-tulisan yang memancing simpati masyarakat.
Dalam penyampaian janji yang berlebihan, mereka seakan dipandang sebagai sosok yang idealis. Mereka mempunyai ide dan gagasan layaknya penganut paham idealisme yang sebenarnya. Alangkah disayangkan, mereka tidak membarengi buah fikirannya itu dengan komitmen untuk merealisasikan. Kalaupun ada, itu hanya bersilat lidah saja. Setelah memberikan ide, mereka menebar janji, bahwa setelah dirinya terpilih nanti, dia akan menerapkan apa yang disampaikan kala itu.
Dalam persiapan pemilu 2014 nanti, banyak sekali yang harus dibenahi dari negara ini. Pandangan dan pendapat dari pemimpin idealis sangatlah diperlukan. Keadaan gonjang-ganjing kepemimpinan saat ini, carut marut perekonomian, KKN, sadap-menyadap dan sebagainya. Keadaan seperti ini janganlah sampai dimanfaatkan oleh oknum yang tak bermoral sebagai landasan ide untuk dijadikan sebagai tameng dalam kompetisi perebutan kursi emas pemerintahan.
Ide ya ide, jangan sampai dijadikan sebagai ajang untuk mengumbar janji. Sangat disayangkan ketika masyarakat telah menaruh harapan pada pemimpin terpilih nanti, tetapi mereka malah berkhianat begitu saja. Keadaan semacam ini jelas menggambarkan sosok pemimpin bertopeng pada paham idealisme. Ide yang disampaikan tidak beguna bagi keberlansungan negerinya.
Sekilas tentang idealisme
Idealisme memang suatu paham yang sangat efektif dalam menarik perhatian masyarakat. Dengan memberikan ide dan gagasan yang mutakhir agar nantinya direalisasikan dalam masyarakat. Paham seperti ini akan membangun persepsi masyarakat yang percaya akan pemimpinnya, karena selalu dihadiahi buah fikiran yang kreatif dalam membangun tatanan kemasyarakatan.
Seseorang yang menganut paham idealisme akan senantiasa berbagi dengan siapapun. Apalagi dia adalah seorang pemimpin, dia akan menjadi pemikir bagi masyarakatnya. Selalu memberikan inspirasi yang membangun. Alhasil, pemimpin seperti ini akan membawa masyarakatnya ke arah yang lebih maju. Hal itu disebabkan karena seorang idealis selalu mampu memberikan ide kreatif sehingga bisa menemukan inovasi terhadap kemajuan warga masyarakatnya.
Pemimpin idealis bisa menjadi tempat berteduh di kala hujan dan panas. Dalam keadaan apapun mereka selalu mengupayakan pencegahan terhadap suatu hal yang tidak dikehendaki datang pada masyarakatnya. Seperti halnya krisis ekonomi pada era globalisasi ini. Jika sebuah negara dilanda krisis, negara lain harus bersiap-siap terkena ombaknya. Sang pemimpin idealis selalu memikirkan upaya menepisnya. Dan, selalu menginstruksikan ide itu kepada masyarakat sebagai wujud realisasi.
Selain itu, ketika masyarakat sudah dilanda suatu persoalan yang dimulai dari hal yang tetek bengek sampai persoalan yang lebih serius. Dia akan berusaha mencarikan jalan keluar serta solusi yang efektif dalam menyelesaikan masalah itu. Tak ayal, jika ada, pemimpin seperti ini merupakan sosok pemimpin idaman masyarakat.
Menurut wakil walikota DKI Jakarta, Basuki T Purnama, pemimpin yang benar-benar idealis sangatlah minim di Indonesia ini. Apalagi mereka yang betul-betul berkomitmen pada tiga prinsip; bersih, transparan, dan profesional (BTP) (19/8). Pemimpin yang idealis tentunya memiliki ciri BTP dalam dirinya. Hal itu nantinya akan berimbas pada terlaksananya ide yang sudah dibangun tanpa persoalan KKN yang menjamur seperti sekarang. Kita akan mendapat hasil yang memuaskan dari jerih payah dalam merealisasikan gagasan itu.
Yang ada adalah para pemimpin yang ‘sok’ idealis. Mereka seakan bertopeng dengan pandangan baik masyarakat terhadap idealisme. Mereka berlagak seperti pemimpin yang penuh ide dan gagasan. Memang benar, semua orang punya ide dan gagasan tetapi seseorang yang idealis dapat merealisasikan idenya dengan tepat sasaran. Sementara seorang yang berpura-pura idealis, mereka memberikan ide karena maksud pamrih yang diterimanya.
Pemimpin dengan paham idealisme memang harus ada pada pemerintah kita. Seharusnya pemerintah membuka jalan terhadap para idealis untuk mengisi jabatan pemerintah. Dengan menetapkan peraturan-peraturan seputar kontestasi dalam perhelatan akbar ini. Yang semua itu dapat memudahkan mereka bergelut dengan dunia pemerintahan. Selain itu dengan menerapkan BTP (bersih, transparan dan profesional) di dalam setiap badan pemerintahan. Tujuannya agar melahirkan manusia-manusia yang benar-benar berpaham idealisme.
Roni Vebrian