Kapal penangkap ikan tradisional jenis Bagan merk KM 'Hujan Labek' milik Dasril, anggota Kodim Pariaman terbakar dihalaman pulau angso duo barusan pukul 12.30 WIB Senin 2/12/2013.
Kapal Bagan adalah kapal nelayan tradisional yang menggunakan terangnya lampu sorot bertegangan tinggi untuk memancing kedatangan ikan pada malam hari (ikan dimalam hari akan berkumpul dimana ada cahaya terang).
Setelah ikan banyak berkumpul, para awak kapal Bagan menurunkan jala penangkap ikan berukuran besar untuk menangguk ikan dalam jumlah yang besar. Kala bulan bersinar terang, kapal penangkap ikan jenis bagan itu tidak melaut karena sinar bulan menerangi lautan yang membuat ikan di lautan memencar. Kapal Bagan menggunakan mesin diesel, baik untuk menjalankan kapal maupun sebagai pemutar mesin dinamo lampu sorotnya (jumlahnya diperkirakan lebih dari 30).
Menurut Bripka Purba, Anggota Polisi air Polres Pariaman, kebakaran kapal tersebut disebabkan oleh percikan busi dari mesin pemompa air yang dihidupkan, sehingga memicu terbakarnya sebuah derigen berisi bensin, lalu menjalar kebagian dek dan mesin kapal tersebut.
"Kebakaran dipicu akibat seorang ABK bernama Agus Salim hendak menghidupkan mesin pompa air. Percikan dari busi pompa air tersebut mengenai derigen berisi bensin, sehingga terjadilah kebakaran pada kapal itu," kata Purba.
Beruntung beberapa saat kejadian, Gabungan TIM SAR, terdiri atas, Polisi air Polres Pariaman, Tim Resque BPBD Kota Pariaman, Tagana, Damkar Kota Pariaman, beserta nelayan datang memadamkan api yang hendak melalap kapal tersebut, sehingga meskipun mesin kapal rusak parah dan Dek hangus, namun bagian Body kapal masih bisa dipergunakan.
"Polair bersama gabungan tim SAR Pariaman, Alhamdulillah cepat bekerjasama menangani kebakaran tersebut termasuk kapal bagan nelayan lainnya yang berada disekitar lokasi. kapal berhasil diselamatkan hingga tidak jadi tenggelam, namun mesin kapal rusak dan Dek nya hangus dimakan api," jelas Purba.
Api dapat dipadamkan pada pukul 14.00 WIB atas kerjasama gabungan Tim SAR dibantu masyarakat (nelayan setempat) dengan menyiramkan air laut saat api berkobar-kobar hendak melumat seluruh kapal tersebut. Air (laut) untuk memadamkan api tersebut dipompa menggunakan mesin, kemudian disemprotkan langsung melalui slang dari 3 buah kapal speed-boat milik gabungan Tim SAR ke kapal tersebut dari atas laut.
Catatan Oyong Liza Piliang