Dalam sebuah kesempatan terkadang menyelubung sebuah pintu harapan menuju sukses. Dalam sebuah kesempatan terkadang kita pula yang tidak menyingkap kain penyelubung tersebut. Alhasil kita selalu berada di tempat yang sama dan mengutuk Nasib baik yang enggan memihak kita.
Ketekunan musti selenggang dengan keyakinan, kerja keras saja tidak cukup jika kita tidak punya patokan jelas dalam hidup. Hidup kita memang di takdirkan untuk sebuah kematian, kita akan bertemu juga dengan Tanah Galian 2x1 meter jika Nyawa kita berkirap di Daratan, bukan tenggelam di laut disantap Hewan sebelum ditemukan Jasadnya. Takut miskin adalah penyakit, berani Kaya semua orang.
Dalam pola rentang hidup Manusia yang singkat ini hendaklah kita menjadi sesuatu. Sesuatu yang setidaknya berguna bagi ruang lingkup Hidup kita sekarang ini. Orang Mati tidak berharap di kenang, memang, namun sudah Kodrat Hukum Alam setiap yang pergi akan berjejak, bak Pepatah karangan orang, Harimau Mati meninggalkan belang, Gajah Mati meninggalkan Gading.
Sejarah panjang kehidupan Manusia adalah Evolusi Peradaban, menurut saya. Apa jadinya Peradaban sekarang jika sebelumnya tidak pernah terlahir Nabi Muhammad SAW? bagaimana jadinya kaum kulit hitam sekarang jika tidak terlahir seorang Abraham Lincoln? Bisa saja sekarang Barack Obama bekerja di bengkel perakitan Mobil Detroit dengan Toilet terpisah antara kulit Hitam dan Putih.
Saya berkesimpulan bahwa Dunia selalu beranjak kearah yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Entah kenapa Saya juga yakin bahwa Negara Kita nantinya akan menjadi Sebuah Negara yang maju, Apalagi Pariaman sebagai Daerah. Pemimpin selalu terlahir sesuai dengan zaman nya kata Orang. Dalam kacamata saya, Negara kita sedang berada dalam sebuah Fase yang bergerak Dinamis.
Dan saya sangat yakin bahwa Dunia pada saatnya akan menemukan sebuah formula yang tepat untuk meramu kehidupan antar Bangsa-Bangsa menuju ke damaian dan kemakmuran bersama dalam sebuah kehidupan yang Harmonis. Walau setelah saya tiada..
Dan,, saya sangat yakin,, bahwa saya tidak sedang menghayal saat menulis artikel singkat ini.
Catatan Oyong Liza Piliang