Nama Saya Ikhlas Darma Murya. Disini saya adalah korban penganiayaan yang
dilakukan oleh petinggi-petinggi DPRD Padang Pariaman, kejadian berlangsung
didalam ruangan rapat DPRD Hotel Pangeran City, Padang sekitar pukul 00.20 WIB,
Sabtu dini hari, 23/10/13.
Sebelum peristiwa penganiayaan terjadi. Sekitar
jam 20.45 WIB saya dijemput oleh seorang teman Wapimred BakinNews, Arya Rajo
Sampono yang sebelumnya sudah membuat janji untuk menghadiri acara sosialisasi undangan
sebagai wartawan dari seorang kawan organisator yang bergerak dibidang
kesehatan pada Jumat malam di Hotel
Pangeran City.
Beserta dengan tiga orang kawan media lainnya yang salah satunya adalah Pemred
Investigasi News, Ferry I Nugrah, SH.
Disini kami punya 2 rombongan, Saya bersama
dengan Arya berada dalam satu mobil, sedangkan Ferry bersama 2 kawan media
lainnya menggunakan mobilnya menunggu kami di Simpang Lintas, Lubuk Alung untuk
berbarengan.
Dari rumah saya dijemput Arya tepat pukul
20.45 WIB, sesampai di Simpang Lintas, kami pun bertemu dengan rombongan Ferry
yang sudah menunggu. Pukul 11.55 kami sampai dilokasi Hotel
Pangeran City.
Saya dan Arya langsung memasuki lobby hotel untuk segera bertemu dengan organisator
yang tidak asing lagi namanya didengar seantero awak media Kabupaten/Kota
Pariaman, Uni Yet Kahar. Sedangkan Ferry dan rombongan memilih untuk
berbincang-bincang dengan kawannya diluar hotel.
Namun sebelumnya ketika kami memasuki area
parker hotel, kami pun kaget alang kepalang secara kebetulan, menimbulkan
banyak pertanyaan di benak kami. Lhoh, kok ada banyak mobil dinas plat merah
yang rata-rata adalah milik pemkab Padang Pariaman??
Ternyata memang benar, di lobby hotel kami
menjumpai pejabat Pemkab, beberapa kepala SKPD, bupati beserta sekda serta
hampir seluruh anggota dewan yang beberapa orangnya sedang bersantai dilobby
hotel. Dan kami pun berbincang-bincang dengan kawan-kawan pemkab karena mereka
memang setiap harinnya kami jumpai.
Ditelisik, saya pun mendapatkan jawaban,
pejabat pemkab mulai dari bupati dan pejabat struktural yang hadir pada Jumat
malam itu sedang memenuhi undangan rapat pembahasan anggaran 2014 yang
dilaksanakan oleh DPRD. Begitu pun dengan Arya, jawaban yang berbeda didapatkan,
bahwa ini adalah rapat internal DPRD. Namun, sebagian besar jawaban
mengungkapkan bahwa itu memang rapat pembahasan anggara 2014 yang dilaksanakan
DPRD mulai dari Jumat dan akan berakhir pada hari Senin 25/10/13.
Seketika planning kami pun berubah, melihat
keramaian di hotel yang katanya ada rapat DPRD dalam rangka pembahasan anggaran
2014. Sebagai wartawan, tentu kami ingin mencari informasi dan dokumentasi agar
nantinya pemberitaan kami dapat dipercaya dan actual.
Pada saat itu jam sudah menunjuk pukul
00.20 WIB, Sabtu dini hari. Sebagian pejabat yang saya temui mengatakan rapat
belum dimulai, interpretasi saya benar, buktinya masih banyak pejabat, bupati,
sekda dan sebagian anggota dewan masih bersantai dilobby hotel. Seketika saya
pribadi berinisiatif untuk mengambil gambar dan segera menuju ruangan rapat,
sedangkan Arya berada dilobby berbincang dengan Uni Yet Kahar, Ferry dan
rombongannya masih berada diluar. Diruangan rapat saya menjumpai ketua DPRD,
Eri Zulfian, wakil ketua I, Yusalman duduk dimeja paling depan sebagai
pimpinan. Sedangkan anggota yang hadir diruangan posisi duduknya berhadapan
dengan pimpinan, artinya saya berada dibelakang anggota, persis didepan pintu
masuk ruangan rapat, disitu saya hanya mengetahui beberapa anggota DPRD dan wakil
II, Desril Yani Pasha, Sekwan, Sawirman.
Dengan memegang kamera DSLR merk Sony yang berada ditangan kanan,
langsung saja saya mengambil gambar peserta rapat yang berada didalam ruangan
sebanyak 2 kali. Sesaat itu juga, seusai mengambil foto, Eri Zulfian memanggil
saya dari kejauahan didepan dengan melambaikan tangannya yang disusul Sawirman (yang
sekarang ini sedang marak diberitakan media cetak mempertanyakan pembangunan
rumah mewahnya diduga berhubungan dengan perjalanan fiktif Rp. 1.2milyar) menghampiri
saya.
Sawirman mengatakan kepada saya bahwa ketua
memanggil saya untuk menemuinya didepan. Sebagai wartawan, tidak tau apa yang
akan terjadi nantinya, disini saya menjalankan tupoksi sebagai wartawan yang
dilindungi oleh undang-undang pokok pers nomor 40 tahun 1999 dan dilindungi dunia
internasional.
Dengan santai, tanpa ada pikiran negative
sedikitpun, saya menghadap Eri Zulfian dan Yusalman yang berada didepan.
Sesampainya didepan, saya kaget, saya dibentak Eri Zulfian dan Yusalman, saya
dicaci-maki, carut-marut menggunakan bahasa preman dihadapan seluruh anggota
yang ada dalam ruangan rapat yang tidak pantas saya katakana disini. Dan
jawaban, saya hanya menjalankan tupoksi sebagai wartawan.
Ketika saya mau keluar, dengan legowo tanpa
ada perlawanan yang saya lakukan, karena saya paham jika hal ini adalah lumrah
sudah menjadi resiko sebagai wartawan. Namun saya dibuat kaget lagi, 5 orang
menyusul saya kedepan, menghadang saya untuk tidak bisa meninggalkan ruangan
rapat, dan pintu ruangan yang tadinya terbuka lebar sekarang menjadi tertutup,
diantara 5 orang yang menghadang saya, adalah Desril Yani Pasha, Sawirman,
Januar Bakhri, (mereka semua yang sering muncul dimedia cetak atas ulahnya
sendiri).
Disanalah, mereka memperlakukan saya
layaknya binatang, menganiaya, merebut dan merusak kamera yang saya pegang,
mencekik leher saya dari belakang, dan memukul saya dari arah belakang.
Sedangkan Yusalman setelah berhasil merebut kamera saya dan memaksa saya
menghapus foto dokumentasi yang diambil.
Belum usai derita yang saya rasakan,
giliran Eri Zulfian menambah aksinya, memaksa saya agar mengeluarkan KTA,
sedangkan Yusalman berusaha untuk merampas KTA yang saya keluarkan, lalu Desril
Yani Pasha mengambil KTA tersebut dari tangan Yusalman lantas mengantonginya
(hingga saat ini masih KTA saya masih ditangan Desril)
Barulah saya bisa keluar dari ruangan,
jelas saya mengadukannya kepada teman saya Arya yang sedang berada dilobby.
Tidak menerima perlakuan pimpinan DPRD, saya dan Arya berjalan menuju keruangan
rapat, namun belum sampai diruangan, Desril Yani Pasha dan Januar Bakhri sudah keluar
ruangan terlebih dahulu, disana sudah berkumpul seluruh orang, disaksikan oleh
bupati, sekda, pejabat structural pemkab, kepala SKPD yang akan menghadiri
rapat, dan tamu-tamu hotel tepat didepan lift, terjadilah cekcok, emosi Desril
dan Januar Bakhri pun membludak bludak, mengejar saya sampai ke parkiran dengan
caci-maki, carut-marut tidak henti-hentinya saya terima.
Barulah sesampai diluar halaman hotel, saya
aman memasuki mobil yang terparkir diluar hotel untuk segera menuju ke kantor
kepolisian resort Kota Padang bersama Arya.
Ikhlas Darma Murya