Sejak Hari Pertama dilantik sebagai Wakil Walikota Pariaman Mendampingi Mukhlis Rahman, Genius Umar sudah menegaskan sikap akan langsung bekerja.
Genius yang mendampingi Mukhlis dalam menjalankan Roda Pemerintahan Kota Pariaman, dalam pandangan kami, rasanya bisa diandalkan. Hal tersebut tidak terlepas dari latar belakang Pendidikan Genius (lulusan STPDN dikenal Loyal) dan Kepribadiannya. Ia tentu akan bekerja sesuai dengan Kewenangan yang Ia miliki sebagaimana yang telah diatur dalam UU Pemerintahan Daerah.
Bila selama ini Publik selalu menilai tidak ada Pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah akur, tentu tidak selamanya betul. Jokowi-Ahok adalah contoh terkini tentang sosok Kepala Daerah Impian Masyarakat. Mereka punya pembagian tugas yang jelas, Ahok punya kewenangan Penuh sebagai Wagub DKI tanpa menyalip kewenangan Jokowi sebagai Gubernur pengambil Kebijakan Strategis.
Kenapa Mereka bisa sedemikian Akur? Hal tersebut tentu tidak terlepas dari yang membelatar-belakangi mereka berdua. Jokowi dan Ahok adalah sama-sama mantan Kepala Daerah Tingkat II yang dinilai BERHASIL, berdedikasi tinggi, Anti KKN, Responsif dan punya Mobilitas Tinggi dalam melayani Masyarakat. Mereka menyatu dalam kesamaan Ideologi, bak Pepatah Minang "Jangguik Tapulang Ka Daguak"
Sebelum Mukhlis dan Genius Resmi berpasangan, Mukhlis pernah mengatakan kepada saya bahwa Jika pun Ia tak jadi mencalonkan diri sebagai Walikota, maka Ia tetap Akan mendukung Genius.
"Lihat dulu (ketika saya tanya apakah Maju sebagai Calon Walikota), Seandainya pun saya tidak jadi mencalon, Mungkin saya akan Mendukung Genius sebagai Walikota," Ungkap Mukhlis tidak berseloroh.
Atas dasar argumen tersebutlah maka kami meyakini duet Mukhlis dan Genius sekarang ini punya banyak kesamaan (cocok) yang sebelumnya tidak ditemukan Mukhlis pada beberapa Bakal Calon yang disodorkan Kepadanya sebagai Wakil, maupun Wakilnya terdahulu. Kami melihat Mukhlis sangat hati-hati dalam menentukan Pasangannya, dan diduga kuat Mukhlis tidak menginginkan Apa yang pernah terjadi pada Periode Pemerintahan sebelumnya, Yaitu Ketika Hubungan Mukhlis dan Helmi Darlis tidak lagi sebatas Isu Sensitif Pecah Kongsi.
Meskipun demikian, dalam pengamatan saya pribadi, ada beberapa hal yang dapat mengganggu Hubungan Kepala Daerah dan Wakilnya yang berujung 'pisah ranjang' secara Umum.
1. Campur tangan Partai Politik
2. Campur Tangan Tim Sukses yang merasa berjasa
3. Perbedaan Tajam antara Kepala Daerah dan Wakil dalam Penyusunan Kabinetnya (Kepala SKPD)
4. Donatur Politik
Jika Kita lihat Latar belakang Mukhlis dan Genius sekarang yang Notabene bukan Partisan Partai Politik Murni, Poin pertama kami rasa tidak akan terlalu mempengaruhi. Begitu juga dengan Poin Ketiga, bersebab dengan Latar belakang Birokrasi yang sama sama mereka miliki, tentu, mereka punya kesamaan Visi dalam menilai PNS yang pantas menjabat Kepala SKPD.
Pada Poin 2 dan 4, mari sama sama kita Doakan jangan sampai dua Item tersebut terlampau jauh mencampuri Urusan Pemerintahan Mukhlis Genius ke depannya.
Catatan Oyong Liza Piliang