Pilkada Kota Pariaman sudah usai, Ibarat Tabuik sudah dibuang ke laut. Siapapun Pemenangnya bagi yang kalah musti berlapang dada mengakui keunggulan yang menang. Saya pernah membaca sebuah artikel, bahwa Alam akan melahirkan pemimpin selalu sesuai dengan Zamannya. Entah itu benar entah tidak,, Wallahualam..
Dari 7 Pasang Calon yang maju tersebut sebagaimana kita ketahui, Pasangan Mukhlis Rahman dan Genius Umar sudah ditetapkan oleh KPU Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Pariaman periode 2013-2018 menyingkirkan 6 Pasang Kompetitor lainnya. Jadi Musti Kita akui, suka tidak suka, atau apalah namanya, bahwa Mukhlis Genius, era kekinian, direstui oleh Alam Pariaman untuk memimpin Kota ini dalam satu periode kedepan. Semoga Amanah.
Kemarin di Desa Pasir Pauh, di lapau berangin angin, ditepi pantai, dibulan 12 menyumbing, dari pukul 19.00 WIB malam hingga pukul 23.00 WIB, Ombak hanya mendecas karena ditebas angin timur, saya duduk bersama teman sejawat. Saya asli anak Desa Pasir Pauh tersebut, kerabat sesama gadang tetap harmonis. Profesi para Pemuda disana mancaragam. Dominan Nelayan dan Pedagang Ikan. Petani tak satupun.
Mereka sering bertanya kepada saya sebelumnya siapa Pemimpin Kota Pariaman yang layak dipilih. Saya jawab pilihlah Pemimpin yang rasanya mampu membawa perubahan Untuk Kota Pariaman. Hal itu bisa dilihat dari reputasi dan pergaulannya selama ini. Saya juga pernah mengatakan tentang Integritas seorang Pemimpin dengan bahasa sederhana agar mudah dicerna. Hanya itu tok yang saya katakan. Bagaimanapun sebagai seorang Citizen Journalism saya musti memberikan contoh dan Netralitas. Mengarahkan pada pasangan Calon tidak pernah.
Karena Genius Umar juga Orang Pauh, disana banyak pendukungnya. Termasuk salah satu kakak kandung saya sendiri. 2 Kakak saya lainnya memilih mendukung IJP dan HELM. Saya tak pernah Intervensi sedikitpun. Dari dulu saya tidak suka dengan Gaya kepemimpinan Mukhlis Rahman yang saya nilai sarat KKN. Namun ketika ia berpasangan dengan Genius saya mencoba menyebelahkan hati, Genius orang kampung saya, Ibunya pernah menjadi Guru saya semasa SD, Tagak kampung paga Kampung.
Namun apakah saya mendukung pasangan tersebut? jawabannya pasti Tidak. Pada Genius saya katakan, Saya mendukung anda tapi tidak mendukung Mukhlis. Lalu dijawab Genius, saya berpasangan dengan Mukhlis, lalu saya jawab, Anda musti berhadapan dengan saya.
Seiring berjalannya waktu, dalam mengelola Media, saya sering mendapat bisikan dari dalam diri sendiri bahwa disaat rasa tidak senang pada seseorang muncul, jangan ditulis, karena bisa terjerumus ke ranah Subjektif. Sebelumnya saya sering menulis fakta Objektif tentang Kepemimpinan Mukhlis yang saya anggap gagal, seiring mendekati masa kampanye hal tersebut saya kurangi. Kemudian tak menulisnya lagi dimasa Kampanye. Namun beberapa kali diberbagai kesempatan saya pernah mengatakan kalau bisa Walikotanya tidak Mukhlis, Punah kita dibuatnya, Ipar-Iparnya terlalu merajalela, seakan dia saja yang bercambung di dada.
Nah, semalam, Devi Kumar dan Ujang Fernandes, sahabat saya dari kecil dan Anak Mamak saya berkata, "Kita sudah berusaha, Namun Mukhlis Genius tetap Menang."
Lalu saya Jawab, Syukurlah, Wakilnya Orang Pauh Juga. Nasibnya Bagus.
Urang Pauah Bakudo Limo nan Saikuah Pamutuih Tali.
Genius Umar adalah Urang Pauah Bakudo Limo yang Spartan.
Lalu Saya ?
Yang Pasti bukan Nan saikuah Pamutuih Tali..
Catatan Oyong Liza Piliang