Menjelang Pemilu Legislatif 9 April 2014, para kandidat sudah sejak lama pasang Kuda-Kuda, karena pertarungan memperebutkan Kursi Legislatif, baik itu tingkat Kota-Kabupaten, Provinsi dan Pusat, bukanlah perkara mudah. Persaingan teramat ketat.
Untuk DPR-RI, Khusus daerah Pemilihan Pariaman (Kota dan Kabupaten) ada beberapa nama yang diunggulkan, diantaranya Jhon Kennedy Azis dari Golkar, Masni Rani Mochtar dari Nasdem dan Refrizal dari PKS. Kemudian muncul Nama baru Roosdinal Emil Salim. Rosdinal mengapung di Pariaman setelah Indra Jaya Piliang (IJP) secara terang-terangan memberikan dukungan Politik penuh kepada cucu Haji Agus Salim tersebut.
Pada Pemilu 2009, Indra Jaya Piliang memperoleh suara sekitar 26.000, Dengan tidak mencalonnya IJP ke DPR-RI berkemungkinan besar dalam Prosentase yang bisa diandalkan suara tersebut bisa beralih ke kantong Roosdinal, Putra Emil Salim, mantan Mentri Lingkungan Hidup di Zaman Pemerintahan Presiden Soeharto tersebut.
Kenapa Demikian? IJP dalam menggalang Massa, menggunakan metode simpul. Ia membentuk Jaringan Massa yang terus Ia bina dan benahi meskipun Ia tidak lolos Ke DPR-RI, belum lagi Massa dan Simpatisan IJP-JOSS pada Pilkada Kota Pariaman tempo hari. Itu semacam Investasi Politik Jangka Panjang. Semacam Deposito Bunga Bank. Simpul ini selalu Aktif dan berkecambah, Entah darimana Ia mendapat Strategi tersebut, yang jelas metode demikian tak ubahnya semacam Menanam Padi. Selalu ada hasil panen bila Benih yang tersemai selalu dipupuk.
Jika Rosdinal secara Full di dukung dengan mengoptimalkan jaringan yang telah dibangun IJP, Saya rasa Caleg se Dapil dengan Rosdinal wajib merasa tidak nyaman, apalagi Caleg dibawah naungan Beringin Tua. Roosdinal dengan Mesin hasil Rakitan IJP bisa saja menyalip lawan ditikungan.
Catatan Oyong Liza Piliang
