Mengamati sepak terjang Ahmad Fathanah dalam pemberitaan media belakangan ini,secara khusus terkait kasus korupsi yang melibatkan mantan presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq (LHI),terlihat semakin terang benderang apa yang dilakukan oleh PKS dalam mencari dana operasional untuk menggerakkan organisasi partainya.
Dugaan demi dugaan yang diberitakan oleh media telah memunculkan sebuah analisis politik yang bisa membuat orang tercengang,bahwa selama ini PKS menggunakan cara kerja mirip sebuah organisasi intelijen “dibawah tanah” atau sering dikenal dengan gaya organisasi klandestin (sifatnya rahasia).
Untuk menjaga citra bersih dari kasus korupsi,dll maka diduga PKS melalui sebuah jaringan rahasia yang dibentuk oleh pengurusnya,membentuk satu tim terdiri dari orang-2 yang pada hakekatnya tidak berada dalam struktur partai tetapi merupakan “kader rahasia” PKS untuk mengumpulkan dana dengan cara-2 antara lain seperti yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah.
Bila yang bersangkutan tertangkap,maka Partai (PKS) akan membantahnya dan dikatakannya tidak ada hubungan sama sekali dengan Partai (PKS) ; Kasus yang melibatkan LHI semakin terlihat terang benderang sekali ketika pengurus PKS ramai-ramai seperti mau “cuci tangan” ,artinya yang dilakukan oleh LHI dan Ahmad Fathanah adalah urusan mereka,tidak ada hubungannya dengan PKS. Salah satu kasus penggelapan uang investasi ATK di Depok yang dilakukan oleh kader PKS patut diduga adalah permainan “klandestin” dalam mencari dana operasional PKS.
Mekanisme “klandestin” seperti diatas mirip sekali dengan cerita film “Mission Imposible” (yang juga merupakan film kesukaan Anis Matta,karena ybs pernah menyebut judul film ini ketika pertama kali ybs naik sebagai presiden PKS menggantikan LHI) ; Ketika agen rahasianya tertangkap oleh musuh,maka seperti biasa pejabat terkait di pemerintahan akan membantah keterlibatannya.
Bisa jadi,untuk hal-2 lain yang bukan sekedar mencari dana,PKS banyak menggunakan teknik intelijen seperti itu ; Barangkali banyak “kader rahasia” PKS sudah ditanam di parpol lain atau di pemerintahan,universitas,kementerian,dll untuk melakukan tugas-2 rahasia yang dimaui oleh pimpinan PKS. Hal itu sudah lumrah terjadi,sebab cara kerja seperti ini sudah pernah diungkap oleh petinggi sebuah partai politik di Indonesia,ada serangan darat,laut dan udara yang semuanya di implementasikan dalam bentuk program-2 kerja rahasia seperti operasi intelijen,dll. Salah satunya adalah merusak imej calon pesaingnya sehingga masyarakat takut untuk memilih calon tersebut.
Nah,sayangnya dugaan operasi intelijen untuk mencari dana dengan cara-2 seperti yang dilakukan oleh Ahmad Fathanah ini telah melanggar fatwa “bersih diri” PKS ; Seperti diketahui,bahwa PKS ini sejak didirikan selalu menyuarakan keadilan dan kesejahteraan dengan cara yang lurus,keterlibatan hal-2 yang berbau haram disingkirkan habis ;
Bahkan dalam proses rekrutmen kader pun juga menggunakan cara-2 dakwah,pengajian, dll untuk meyakinkan bahwa partai ini bersih dan memerangi nafsu angkara murka. Tetapi semakin berita Ahmad Fathanah terbuka lebar dan hubungan personalnya dengan LHI begitu “mesra” ,masyarakat mulai curiga bahwa tak mungkin Ahmad Fathanah bermain sendirian dan untuk dirinya sendiri. Menteri Pertanian Suswono,Presiden PKS Anis Matta,bahkan ketua majelis syuro PKS Hilmi Aminuddin pun mulai diduga-duga terlibat dalam “permainan” ini (atau paling tidak mengetahuinya).
Memang,menjelang Pemilu 2014 akan banyak kasus seperti yang dilakukan oleh LHI dan Ahmad Fathanah ; Tak heran,masyarakat pun sudah mulai bosan dengan partai politik. Hampir semuanya tidak bisa dipercaya….! Partai Golkar ada kasus yang melibatkan Bendahara Umum-nya,demikian pula partai Demokrat,dsb….Akan kemanakah Indonesia…?
Catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer