Kurang lebih satu tahun lagi Pemilu 2014 akan diselenggarakan di Indonesia,selama satu tahun ini rakyat dipastikan akan mendengar berita-2 yang mendebarkan hati,mulai investasi bodong yang akhirnya uangnya dilarikan oleh penyelenggara investasi seperti yang baru-baru ini terjadi (Golden Traders Indonesia Syariah yang melibatkan nama Ketua MUI dan Ketua DPR Marzuki Alie ,walau dibantah oleh keduanya) sampai dengan perampokan-2 fisik terhadap toko emas,warga yang membawa uang dalam jumlah besar,dsb.
Entah kebetulan atau tidak,kasus "mencari dana" ilegal selalu bertepatan menjelang Pemilu ; Caranya juga bermacam-macam,namun tetap saja bentuknya perampokan uang rakyat. Tercatat di Pemilu 2004 dan 2009 ada kasus-2 kontroversial yang melibatkan "perampokan" uang Bank yang melibatkan orang dalam dan oknum-2 pejabat yang diduga dari partai politik tertentu. Terbesar kasus yang sampai sekarang masih menjadi polemik di masyarakat yaitu Kasus Bank Century. Pemilu 1999 banyak diwarnai dengan kejahatan uang palsu yang sampai sekarang juga belum pernah diungkap dengan jelas siapa dalangnya.
Rasa was-was masyarakat terhadap kejadian demi kejadian perampokan menjelang Pemilu memicu tanda tanya besar,ada apa dibalik semuanya ini? Masyarakat juga disuguhi berbagai isu yang selalu silih berganti untuk mengalihkan isu yang lain,mulai dari penangkapan preman sampai peristiwa-2 lain yang dianggap punya nilai jual untuk mengalihkan isu yang lebih besar,yaitu perampokan uang dengan nilai yang sangat besar. Semua dugaan diarahkan karena para politisi dengan berbagai latar belakang ini sedang membutuhkan uang untuk dana kampanye menuju kursi legislator.
Kekhawatiran masyarakat dengan merebaknya kejahatan ini bisa memicu rasa ketidak-percayaan terhadap aparat penegak hukum,sebab kasus-2 seperti ini sebenarnya sangat mudah dipecahkan tetapi terlihat menjadi sulit. Sangat mudah karena sebenarnya pelaku-2 kejahatan tersebut bersifat lokal dan teknologi memungkinkan pelakunya bisa dikenali. Tetapi menjadi sulit tatkala barang buktinya disita oleh oknum aparat dan kemudian menguap begitu saja kasusnya. Itulah kenapa kejadian demi kejadian menjelang Pemilu sudah dijadikan tren oleh pengusaha untuk berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya.
Rakyat yang bodoh dan tamak selalu menjadi incaran para pelaku yang memanfaatkan situasi ini untuk menebar jaring investasi yang menggiurkan,tetapi dalam waktu singkat investasi yang ditanam lenyap begitu saja. Oleh karena itu masyarakat supaya waspada terhadap segala bentuk investasi yang menjanjikan keuntungan secara tidak wajar,waspada terhadap kejahatan perampokan fisik dengan melakukan pengamanan ekstra serta tidak bepergian dengan membawa harta benda yang bisa membuat para pelaku kejahatan "menjelang pemilu" melirik anda....
Waspada lebih baik daripada menganggap enteng....!
catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer