Seorang warga melapor di Palanta, bahwa ia setelah mengikuti pertemuan dengan salah seorang Balon Walikota Pariaman, menerima amplop dan dikasih Makan kenyang tanpa menjelaskan esensi dari Pertemuan tersebut. " Yang penting saya dapat makan gratis dan amplop. kapanlagi kita berkemas kalau tidak jelang Pilkada ini." ujarnya tanpa malu.
Mungkin sebagian dari pembaca juga pernah mendengar kalimat senada, atau bahkan mungkin salah seorang yang merasakan hal tersebut. bagi sebagian Calon yang tidak menggunakan konsultan Politik dan managemen Campaign Profesional, hal semacam ini buang-buang amunisi saja. masyarakat yang datang kesana jelas datang bila di iming-iming. mereka tidak datang mendengarkan program dari sang Balon, sebab tipe kampanye demikian sangat tidak efektif dalam era Politik saat ini. saya menamakannya Sosialisasi Sesat.
Kampanye yang sangat efektif dan Potensial, menurut beberapa pengamat dan saya sendiri adalah door to door. sang Balon langsung terjun kerumah-rumah, pasar, komplek, kelompok nelayan, petani dll langsung ke TKP. bukan mengumpulkan mereka disuatu tempat lalu diceramahi apalagi didoktrin. dengan kita datang langsung ke lokasi, tentu kita dapat melihat fakta Ril yang terjadi dilapangan, lalu menjadikan sebuah catatan untuk dicarikan solusinya.
Dalam hal Kampanye dan sosialisasi saya sering mengkritik para Calon yang mengharapkan Quantitas kepala yang hadir dalam suatu pertemuan. padahal jika mereka sedikit lebih cerdas, dengan Blusukan kekampung-kampung ini jauh lebih menyentuh hati masyarakat dan efektif. selain tali menali emosional terjalin, pembicaraan dua arah akan jauh lebih terbuka dan apa adanya jika dibandingkan dengan sebuah pertemuan, apalagi menggunakan moderator. kuat dugaan saya, bahwa Balon yang memakai tipe sosialisasi tipe diatas tidak akan mendapatkan apa-apa dari orang yang diharapkan untuk memilihnya.
Catatan Oyong Liza Piliang
