Jelang Pilkada ini saya mengamati laku langgam Balon Walikota Pariaman, baik cara mereka bersosialisasi,performance,intelektualitas sampai trik-trik yang mereka lakukan kekantong-kantong suara. dalam hemat saya kemampuan mereka cukup lumayan dibandingkan dengan Pilkada yang sama 5 tahun lalu.
Sekarang para Balon terlihat lebih selektif dalam membentuk Tim Sukses, materi sosialisasi hingga mengemas Isu agar terlihat lebih Elegan dan jauh dari kesan Black Campaign.
Tanpa ragu saya sampaikan bahwa Incumbent selalu jadi sasaran tembak dengan cara halus dan tidak seporadis. hal ini tentu dimaksudkan untuk menggerus elektabilitas Duo Incumbent yang notabene masih diprediksi memiliki peluang tertinggi menuju kursi Pariaman 1.
Menurut hemat saya yang mengamati , alangkah baiknya para calon kandidat lebih fokus mensosialisasikan Program ketimbang menyentil pemerintahan sekarang, hal itu jauh lebih menuai simpati ketimbang menyigi kegagalan Pemerintahan sekarang ini.
hal tersebut karena terbukti bahwa Politisi yang Mapan akan tampil lebih elegan dan diminati masyarakat semacam Jokowi yang Orisinil apa adanya. jika para Balon terlalu fokus pada kelemahan lawan, masyarakat akan menilai dengan sendiri bahwa sang Balon tersebut keruh hatinya. dalam hal ini kita bisa berkaca pada Pilgub DKI tempo hari.
Kejernihan hati calon pemimpin bisa dilihat dari track recordnya, keharmonisan Rumahtangga, hubungan kekerabatan serta hubungan dengan para kolega yang selalu hangat dan intim. bagaimana kita akan memilih seorang Pemimpin jika mengurus sanak keluarga saja belum mampu ? demikian komentar salah seorang Tokoh masyarakat Pariaman suatu ketika . Bagaimana kita akan memilih seorang pemimpin yang berslogan akan membangun Pariaman, sementara Rumah Orangtua kandungnya belum dibangun ? tukuknya lagi.
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu adalah sesuatu yang lumrah di Pariaman ini. hal itu disebabkan masyarakat Pariaman memang dikenal cerdas secara Emosional dan mentalitas.
Catatan Oyong Liza Piliang
