Di zaman sekarang, era kekinian, Degradasi Ketimuran,merosot tajam. budaya santun dan malu di Indonesia sudah Terkikis, Bahkan sampai ke Ranah Minang ini pun hal itu dirasa sangat signifikan. sebut saja merosotnya Moral yang dicontohkan perilaku Elit Politik kita, Budaya Korupsi, Hedonis, Matrealistis, dan Rusaknya Moral Pejabat jadi hiasan tayangan Televisi kita sehari-hari. Mulai dari Menteri, Jenderal Aktif, Gubernur, Bupati dan Walikota banyak terindikasi Korupsi hingga ditetapkan tersangka, Baik oleh KPK maupun Kejaksaan. belum lagi skandal moral yang merusak citra kepemimpinan sebagaimana kasus Bupati Garut nan doyan Nikah siri dengan gadis dibawah Umur.Kepercayaan Publik seakan punah pada pemimpin mereka. semua tak lepas dari pantauan oleh warga negara kita yang berdomisili di Negara lain.
Hal demikian sungguh sangat memalukan kita semua. barusan saya ditelpon Orang awak yang telah berdomisili puluhan tahun di Sidney Australia,pukul 13.30 wib dalam perjalan dari Pariaman menuju Lubuk Basung Agam menggunakan mobil Avanza milik Ferry Nugrah ,SH Pimpinan koran Investigasi News. ia seorang Ibu asal Gasan Padang Pariaman berumur 62 tahun,punya beberapa orang anak dan cucu yang juga menetap disana. Ia menelpon menanyakan kelanjutan Kasus sengketa Tanah antara Tiku - Manggopoh. " Saya sangat Prihatin sekali ya ALLAH.. jangan sampai ada pertumpahan darah dikampung. kenapa pemerintah kita tidak arif dalam hal ini.hukum memang musti ditegakan namun nyawa Manusia jangan dipertaruhkan." ujarnya dibalik gagang telpon dengan kode wilayah Negara Australia. Si Uni mengaku acap membaca Pariamantoday guna mengikuti perkembangan Berita Kampung Halaman.
Saya menerangkan kronologis . ia menjawab dalam hal ini Pemerintah musti lebih Pro Aktif sembari mencontohkan kasus Mesuji berdarah akibat tidak seriusnya pemerintah melakukan langkah presentatif dan persuasif. sang Ibu ini juga menyentil perilaku penegak Hukum di Negara kita. " Malu.. saya sedih melihat negara kita, media disini sangat paham betul dengan Penegakan Hukum dinegara kita yang penegak Hukumnya gampang disuap.Citra negara kita sebagai Surga Koruptor dan Negara Suap sudah terlabel disini. mau gimana lagi. perbedaan waktu 5 jam Indonesia dengan Sidney membuat Uni menonton Tv Indonesia sampai Subuh untuk memantau berita Kampung." ujarnya dengan nada prihatin tanpa di buat-buat.
Mobil tetap melaju, saya sampai ditujuan dan tetap bicara lewat telpon genggam. banyak hal ditanyakan Uni ini, beberapa nama yang Ia sebutkan seakan pernah saya dengar di Pasar Gasan." Mereka Dunsanak Uni, Namun kami lebih sering bertemu di Jakarta. InsyaALLAH bulan April uni Pulang Kampung dan sempatkan ke Pariaman dan semoga kita bisa bertemu." Tutupnya sambil mengucapkan salam termasuk kepada Wakil Bupati Damsuar.
Di era Internet sekarang ini kabar dari kampung sangat ditunggu-tunggu updatenya oleh perantau kita nun jauh disana. telpon dari Uni tadi semakin menyemangati saya untuk menulis dan berkabar se aktual mungkin. Uni tadi meskipun puluhan tahun ( sejak 1971 ) di Negara orang sangat pasih berbahasa Minang. hanya kata "tidak" yang tak pernah diucapkannya berganti dengan kata "No" dan "Not realy".
catatan Oyong Liza Piliang