Sehari tak menulis membuat saya merasa berhutang kepada pembaca setia Pariamantoday,ini bersebab karena kesibukan saya juga dalam menafkahi keluarga dengan uang Halal. banyak rekan-rekan wartawan yang heran ketika saya katakan dengan jujur bahwa saya tak sekalipun pernah masuk ruangan kantor bupati Lapangan merdeka Pariaman sebelum sudah pindah ke Kayu tanam yang barusan saya dengar dari wartawan jalan menuju kesana tak kunjung baik sembari melihat foto-foto terbarunya.
dalam kemendungan pagi ini saya teringat ucapan beberapa tokoh masyarakat tempo hari, ihwal langkah yang diambil Kapolres dalam mengantisipasi Mogoknya Angdes sangat perlu diapresiasif.
Hebohnya Ocehan Palanta tak beranjak, topic utama pembahasan selalu menghitung-hitung peluang "Ayamnya" berlaga nanti, saya lebih banyak menyimak dari berbicara. saya merasa lebih baik sebagai "tukang kaba" yang akan memblowup update kekinian Politik Pariaman yang barometernya selalu dari Palanta (kedai kopi) yang banyak tersebar di Kota Pariaman ini.orang piaman memang hobi berlungguk..
saya lebih acap bertanya ketika sesekali ocehan menyentil Alm Kol Anas Malik, menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang sosok The Legend (meminjam istilah Indra J Piliang).
seorang mantan pamong senior, dimana masa Anas Malik masih berdinas medio 80-90an berujar bahwa diera itu masalah Proyek berjalan dengan sangat Fair, tidak ada istilah uang cindua, sogok menyogok. Anas Malik bisa membuat PNS bekerja Profesional dengan mobilitas tinggi, diera ini pulalah kontraktor baru bertumbuhan.
Anas Malik sangat disiplin waktu, dia selalu datang kekantor sesuai jadwal jam 7.30wib, dan bekerja dibalik meja hanya sampai pukul 10 pagi, dikantor Anas Malik sangat mudah ditemui oleh masyarakat,"Jika ingin bertemu Bupati, kita musti datang dibawah jam 10 pagi, setelah itu Beliau langsung kelapangan." ujar Artagnan,"kala itu saya baru setahun jadi PNS, Anas Malik sangat memperhatikan kesejahteraan pegawai, ia menghimbau agar PNS sepulang dari kantor agar mencari penghasilan tambahan semacam bertani dll." tukuk mantan anak buah Anas Malik ini.
Anas Malik seorang yang sangat penghiba hatinya, suatu kala seorang wanita pedagang sayur tua menjujung dagangannya yang membubung, lewat didepan Bupati,"sayur itu diborong Anas Malik, lalu dibagi-bagikan kepada warga dibelakang Rumah dinasnya, dana Taktis hanya habis untuk membantu masyarakat, jika ia melihat seorang yang sangat tua bekerja, selalu ia sambangi dan memberikan lembaran Rp 10.000, jumlah yang sangat besar kala itu." tukuk Artagnan." hampir semua dana taktis beliau habiskan untuk membantu masyarakat" ujar Artagnan dengan kalimat tanpa ragu.
ada yang sangat membekas bagi masyarakat pesisir pantai Karan Aur, persis dibelakang Pendopo Rumah Dinas Bupati, masyarakat nelayan yang tak memiliki tanah bersebab pasiah maelo (tak boleh diperjual belikan)dikasih sertifikat Gratis oleh Anas Malik ujar Tokoh masyarakat lainnya.
banyak yang musti dicontoh dari sosok Anas Malik oleh Pemimpin pariaman kedepan dalam berbagai hal termasuk pendidikan. dimasa kepemimpinan Almarhum seluruh dosen asal Pariaman disuruh pulang kampung untuk mengajar, semuanya menuruti, dan alumninya setara dengan mereka yang kuliah di Padang.
Anas Malik pulalah yang mengoptimalkan istilah K-3 (Kebersihan, Keindahan, Ketertiban) dengan program, memungut puntung rokok dan sampah, membangun pagar disetiap pekarangan agar terlihat indah, serta menertipkan apa yang jadi penyakit masyarakat kala itu semacam buang hajat sembarangan ditepi pantai, mengandangkan ternak agar tak berkeliaran dijalanan umum serta menghimbau masyarakat dari pintu kepintu agar meramaikan mesjid menunaikan solat subuh dengan mengayuh sepeda ontelnya.. dimanakah sepeda ontel Alm Kol Anas Malik yang bersejarah itu sekarang? itu yang acap jadi pertanyaan saya ..
catatan Oyong Liza Piliang