disini, dipariaman ini, Dalam angguak bisa manggeleng, itu pepatah yang tepat saya alamatkan bagi kalangan ini. mereka gadaikan idealisme demi segelas teh telor dan sepiring lontong sarapan pagi palanta.
kita patut kasihan pada balon yang tak paham dengan karakter oknum penyakit masyarakat ini. dan itu, dalam penelitian saya juga terjadi dalam Pilkada Kota Pariaman sebelumnya. ada dikenal dengan istilah manusia berkaki tiga, kaki empat dll. artinya mereka bisa memerankan diri untuk semua Balon Wako dan Wawako seakan ia pendukung sejatinya saja.
hal ini adalah degradasi moral bobrok yang musti kita robohkan, ini mental munafik sejati yang seharusnya tak boleh terjadi, dan entah kenapa bersebab bagi Balon yang kadar Narsisme nya tinggi terbuai akan pujian Palsu ini. padahal sudah memakan korban pada Calon-Calon yang gagal dalam Pilkada sebelumnya.
jika ini dibiarkan, nilai-nilai Idealisme akan dianggap sebagai pengkhianatan. orang yang benar-benar Independent yang tak merapat dan jadi pemantau aktif menseleksi Balon dianggap manusia dari planet lain,itulah kini yang terjadi..Mabuk Pilkada, mabuk ingin mendukung dan mabuk ingin didukung.
dukungan musti keluar dari hati nurani untuk sebuah perubahan, itu yang acap saya katakan kepada sahabat yang ingin membawa saya menangguk diair keruh ini, pariaman yang sekarang ini benar-benar sudah masuk dalam budaya matrealistis sesaat,mereka menggadaikan harga diri demi keuntungan konyol. dan jika kita runut apa yang acap mereka keluhkan tentang pariaman kekinian, mereka juga salah satu penyebabnya.
catatan Oyong Liza Piliang
