Pertemuan singkat penuh
makna dengan Sang empunya Pariaman
News...
Selepas Shalat Jumat
setelah istirahat siang (28/09/2012), saya membuka beranda facebook. Saya putar scroll
mouse lap top ke arah bawah, terhenti jari tangan saya ketika melihat
status di wall Oyong Liza Piliang II
yang bertuliskan “Disolok”.
Karena saya tinggal
dan bekerja di Solok, bagi saya adalah suatu kewajiban untuk menerima orang
yang datang ke tempat saya.
Apalagi saya memang berkeinginan untuk bertemu
langsung dengan pemilik nama di atas karena sebelumnya pertemuan kami hanya di
dunia maya melalui situs jejaring sosial facebook.
Dari beberapa kali chatting terutama semenjak
tulisan saya beliau muat di Pariaman News,
keinginan untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan beliau sangatlah besar.
Tapi karena belum ada kesempatan, keinginan itu belumlah dapat terlaksana. Mumpung Bang Oyong berada di Solok, kesempatan ini
tidak mau saya lewatkan begitu saja. Tanpa pikir panjang, langsung saya kirim
pesan di obrolan : “Lagi dima di Solok Bang?” Tanya saya.
“Dikantor Walikota diak”. Beliau
menjawab.
Lalu beliau memberikan
nomor Hp-nya. “Ini Nomor Hp Abng”.
Saya langsung
menelfon beliau dan menanyakan, “Dikantor
Walikotanya dima bang?”
“Ambo lagi di Humas diak”. Beliau menjawab.
Ok..Awak ka situ Bang. Jawab Saya.
Saya susul beliau ke Bagian Humas...Ternyata
beliau sedang di dalam ruangan Kabag Humas.
Saya tanya pada staf
Humas. Lagi ada tamu siapa di dalam?
Kabag lagi ada tamu
dari Investigasi News. Jawab staf
tersebut.
Teringat oleh saya,
bahwa Bang Oyong sering menyebut nama
Fery Nugrah, SH pemilik koran mingguan Investigasi
News dalam tulisannya.
Lalu saya kirim sms
ke Hp beliau, “Kalau lah kalua dari
ruangan Kabag Humas, calling yo bang. Awak ingin basobok samo Abang”.
Yup...jawab beliau.
Lalu saya kembali ke
ruangan. Setalah menunggu beberapa lama, saya kembali lagi ke ruangan Humas,
dan pas saja beliau baru keluar dari ruangan Kabag Humas. Langsung kami berjabat
tangan. Rupanya saya tidak salah, beliau bersama Bang Fery Nugrah dan seorang
perempuan bertahilalat yang kalau tidak salah namanya Ni Len.
“Ini yang menulis di Pariaman News kemarin”,
kata Bang Fery. Saya sudah baca
tulisannya. Bagus. Kata Bang Fery, beliau memuji Saya...Teruslah berkarya
kata Bang Oyong. Kemampuan menulis akan terus terasah kalau semakin sering di
coba. Beliau memotivasi saya. “Saya baru
belajar dan mencoba-coba menulis Bang”, ucap saya merendah.
Dari situ berawal
diskusi kami. Selanjutnya pembicaraan mengalir begitu saja di depan ruangan Bagian
Humas dibawah tangga menuju Lantai II Balaikota Solok diiringi gemercik air yang
menyembur dari kolam buatan yang berada persis dibawah anak tangga. Sadar
diskusi ini menarik dan akan berlangsung lama, saya ajak beliau duduk di Rumah
Makan depan Balaikota. Saya tawari beliau makan, beliau bilang kami sudah
makan. Akhirnya kami memesan Juice.
Diskusi kami
lanjutkan. Banyak hal yang kami bahas dalam pertemuan yang tanpa disengaja ini.
Mulai dari menyoal seputar Media Online Pariaman News, peran media sebagai pilar ke-4 demokrasi, revolusi
media global, media sebagai sosial kontrol hingga carut marutnya kondisi
pemerintahan di Kota Pariaman, mulai dari birokrasinya bahkan perilaku
pejabatnya.
Dari berbagai topik yang
kami diskusikan, pada intinya bermuara keprihatinan melihat kondisi politik dan
pemerintahan di Kota Pariaman. Carut marut kondisi birokrasi pemerintah dan kesewenangan
kekuasaan selama ini seolah tak ada pengontrol yang sebanding. Hadirnya Pariaman News salah satunya disebabkan
oleh keprihatinan ini untuk menghadirkan berita yang berimbang dan dengan
perspektif yang berbeda menerobos cara berfikir yang terkungkung oleh sistem. Media
mainstreem sudah tidak steril,
kata sang empunya Pariaman News ini. Ikhwal kondisi
politik dan pemerintahan di Kota Pariaman ini, telah banyak disorot oleh Bang Oyong melalui tulisannya di Media Online Pariaman News ini.
Ada secercah harapan
yang saya lihat dari pembicaraan ini, yaitu adanya rasa kepedulian terhadap kampung Piaman. Bahwa kita sebagai orang muda
tidak boleh pesimistis melihat realita yang terjadi. Lakukan apa yang mampu kita
perbuat. Berharap kepada lembaga formal sebagai kontrol atas kekuasaan nan pongah, sepertinya sulit. Mereka
terlanjur merasakan nikmatnya duduk di kursi empuk bagian kekuasaan.
Banyak motivasi yang
saya dapatkan dari pertemuan singkat namun penuh makna ini. Sembari itu,
mudah-mudahan virus dan semangat perubahan ini bisa menular kepada generasi
muda lainnya dan orang-orang yang peduli terhadap kondisi Kota Pariaman. Semoga
saja...
Catatan Rahmat Rio
Yuherdi