Belum seminggu Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta,kritik yang bernada sinis mulai bermunculan dari politikus yang duduk di DPRD DKI Jakarta dan pengamat yang dulunya mendukung Foke. Tentu saja mereka mengkritik sepak terjang Jokowi dalam beberapa hari ini yang terus menerus turun ke lapangan untuk melihat dari dekat permasalahan yang dihadapi warga Jakarta. “Blusukan” kampung kumuh dan tempat-tempat lain yang sering menjadi masalah sosial “orang miskin” di Jakarta didatangi oleh Jokowi bersama pejabat-2 DKI Jakarta yang biasanya “enak-enakan” menikmati kursi empuk dan pendingin udara Balaikota serta Kantor Dinas yang disediakan Pemkot DKI Jakarta. Kerja ‘kagak’ tapi duit mengalir,itu istilah rakyat yang geram terhadap para pejabat daerah tersebut…!
Kali ini gaya kepemimpinan Jokowi yang turun ke lapangan setelah dilantik menjadi Gubernur membuat gerah lawan-lawannya yang takut belangnya ketahuan. Tentu saja mereka mulai mengerahkan segala upaya untuk memojokkan Jokowi dengan berbagai cara,antara lain melalui teman-2 mereka yang menjadi politikus di DPRD DKI Jakarta atau para pengamat yang dulu antusias mendukung Foke. Cara mereka mengkritik mulai dicium rakyat yang sayang dengan Jokowi sebagai orang yang “ngiri” atas keberhasilan Jokowi mendekati rakyat kecil. Mulai dari pernyataan “Jokowi jangan jadi turis lokal” …..sampai kepada “Jokowi jangan ngurusin yang tidak krusial”….
Padahal para politikus yang mengkritik tersebut sejak duduk di DPRD tidak pernah turun ke lapangan seperti Jokowi dan mendengarkan suara rakyat. Mereka mengambil suara rakyat pada saat Pemilu dan kemudian terus melupakan…! Harapan rakyat pun tidak didengarkan oleh mereka,karena mereka sibuk mencari proyek-2 untuk kepentingan kantong pribadi mereka dan partainya dengan cara berkolusi dengan birokrat-2 korup yang ada di Pemkot DKI Jakarta. Sekarang mereka gelisah karena bisa jadi aliran duit itu putus sudah…!
Para pengkritik lupa,bahwa Jokowi memang dipilih oleh rakyat yang menginginkan agar Jokowi bisa mengatasi orang-2 kecil yang hidupnya diinjak-injak oleh kemiskinan akibat ketidak-adilan dan sikap korup para pejabat di daerah DKI Jakarta. Dengan cara turun ke lapangan ini,maka Jokowi melakukan banyak hal : (1) memperbaiki kehidupan rakyat kecil (2) memotong rantai korupsi anggaran yang selama ini dikatakan untuk rakyat kecil tetapi masuk ke kantong para pejabat korup (3) mengatasi masalah sosial/kesenjangan ekonomi dan sosial (4) mencari solusi kemacetan/banjir yang sudah menjadi ‘budaya’ di DKI Jakarta.
Cara cerdas Jokowi yang tidak menggunakan “kekuasaan” untuk memecat para pegawai Pemda DKI Jakarta ini patut diacungin jempol. Jokowi mau melupakan kesalahan masa lalu para pejabat daerah tersebut,mereka mau diajak melangkah kedepan untuk bekerja dan bekerja demi rakyat,tetapi kalau mereka tidak mau dan tidak bisa maka artinya mereka memang tidak kapabel dan beritikad tidak baik,tentu kalau sudah begitu tidak salah kalau mereka diganti. Tetapi kalau mereka mau “bertobat” mengikuti proses kerja Jokowi,tentu mereka akan tetap dapat bekerja di Pemkot DKI Jakarta.
Politikus di DPRD DKI Jakarta dan pengamat yang menjadi lawan Jokowi sebaiknya duduk diam dulu,kalau mereka rewel maka bisa jadi mereka akan berhadapan dengan rakyat yang membela Gubernurnya sekarang. Saat ini Jokowi memang sedang menjadi idola rakyat Indonesia,cara pendekatan sosial dan kecerdasannya dalam mengatasi masalah yang ada di DKI Jakarta sedang ditunggu oleh rakyat Indonesia (bukan sekedar rakyat Jakarta saja) . Kalau saja sampai ada yang “ngiri” terhadap Jokowi,bisa-bisa mereka malah akan di cuekin oleh rakyat….
Mau coba…?
catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer