Para polisi yang “menyerbu” KPK kembali melakukan tindakan yang menjatuhkan imej institusi Polri. Masyarakat yang sudah terlanjur mencintai KPK sebagai sebuah lembaga penegakan hukum yang “terpercaya” dalam pemberantasan korupsi tentu membela mati-matian institusi ini. Polri tidak memahami isi hati masyarakat Indonesia yang sudah sangat kesal dengan kejahatan korupsi,akibatnya siapa saja institusi negara ini yang mengganggu KPK akan berhadapan dengan rakyat Indonesia.
Profesionalisme polisi yang mau menangkap Kompol Novel Baswedan pun dipertanyakan,sebab mereka seperti mau menangkap seorang penjahat besar atau teroris yang sedang melarikan diri. Begitu banyak personil polisi dan bahkan provost dihadirkan di KPK seperti mau “show off” bahwa inilah kekuatan Polri….jangan main-main…! Akhirnya,tindakan para polisi itu menuai kecaman dan menambah kemuakan masyarakat terhadap institusi Polri. Apapun yang disampaikan oleh para petinggi Polri ditanggapi dengan komentar-2 yang sinis dan cenderung menghujat institusi ini. Polri kehilangan kewibawaan sebagai sebuah institusi penegakan hukum yang profesional…!
Sebenarnya Polri bisa menggunakan cara elegan dengan menyurati Kompol Novel Baswedan (NB) dan tembusan kepada Pimpinan KPK sebagai institusi yang menaungi Kompol NB untuk mempertanyakan kasus yang terjadi di 2004 dan permasalahan yang dihadapi oleh Polda Bengkulu dengan adanya laporan para korban (kalau memang ada). Tetapi cara para polisi yang didukung oleh Kabareskrim Polri Komjen.Sutarman untuk menangkap Kompol NB adalah cara polisi menangkap pelaku kriminal tanpa memperhitungkan dampak negatif yang ditimbulkannya. Mereka tidak menyadari bahwa wartawan dan tokoh-2 masyarakat bisa menggerakkan massa dengan cepat untuk membentuk opini bahwa institusi Polri melakukan tindakan kriminalisasi terhadap KPK.
Polri sekarang tidak perlu melakukan polling atas kepercayaan masyarakat terhadap Polri dalam hal pemberantasan korupsi. Polri cukup membaca saja komentar-2 yang masuk di media online atas sikapnya yang mau menangkap kompol NB. Kalau masih mempunyai hati nurani,dipastikan Polri sekarang sudah kehilangan dukungan dari masyarakat khususnya keterlibatan institusi tersebut dalam pemberantasan korupsi di negeri ini,terlebih kasus Simulator SIM yang seperti diduga oleh masyarakat luas adalah ini korupsi berjamaah yang dilakukan oleh anggota-2 Polisi dari level bawah sampai ke level tertinggi. Jadi,lebih baik Polri tidak bermain-main lagi …!
Kalau sudah terpuruk begini rupa,ada baiknya para petinggi Polri memang sebaiknya diganti saja oleh Presiden SBY. Sebab kalau tidak,maka tuduhan demi tuduhan akan mengalir ke SBY dan Partai Demokrat yang dianggap sebegai representasi partai pemegang kekuasaan yang ternyata hanya omong kosong dalam hal pemberantasan korupsi.
catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer
