Selasa senja habis mandi, bergaya seadanya, parfum botol kecil sepuluhribuan menyamak dikulit pergelangan tangan dan kuduk, saya berangkat menuju kota Padang dengan mobil taft diesel 2800cc , dengan standar aki 100 ampere untuk menstaternya, aki tersebut belum sebulan lalu saya beli, harganya kurang dari salampang, jam merk swiss army menyapa pukul 18.30wib, saya memperkirakan bang Iwan Piliang yg berangkat dengan pesawat Lion Air penerbangan terakir menuju padang pada pukul 20.20wib,hampir dipastikan landing jam 22.30wib dibandara BIM. nyata sudah saya membayangkan sembari Menunggu kapa tabang yg mengangkut iwan piliang dan istrinya landing di BIM,saya bisa menepati janji bertemu dengan bang Anto Barat di Pangeran beach Hotel,bersebab ada jeda waktu sekitar 2jam. ditempat yg sama bg iwan dan istrinya menginap.
dipasar usang macet, pengerjaan pengaspalan memperlambat waktu tempuh saya sekitar setengah jam,sangat macet, baru kali ini saya merasakan kemacetan dahsyat menuju kota padang.Saya menelpon ferry nugrah piliang yg sebelumnya sudah saya kasih tau ihwal ini,seandainya ferry tidak membuat berita yg akan naik cetak mungkin kami akan berangkat bareng, diseberang telpon "sebentar lagi yong, kalau bang iwan sudah sampai dipangeran kontak saya" ujar Pimpred sekaligus pemimpin umum koran InvestigasiNews yg terbit seminggu sekali.
kapolres pariaman,ferry nugrah,iwan piliang dan bunda sandra
saya yg merasa bersalah terlambat dihotel pangeran dengan janji pukul 20wib dg bang anto barat bersebab kemacetan tadi ternyata sama-2 tiba dengannya pada pukul 21 wib di Hotel Pangeran,ia terlambat karena beberapa alasan tertentu,sahabat-2 lainnya sudah menunggu diloby sambil karaokean, mereka tokoh-2 pemuda dari kota dan kabupaten diSUMBAR ini,kami bersalam-2an, beberapa perempuan menyalami bang anto barat dan saya sembari melekatkan tangan kami dikeningnya, sama betul dengan anak saya yona ketika berangkat kesekolah dipagi hari.
bang anto barat dan sahabat dilounge hotel pangeran
asik bercengkrama sembari minum orange juice dan kentang goreng bersama sahabat-2 diruang cafe yg diiringi musik orgen tunggal saya berbisik ketelinga bang anto barat,"saya musti ke Bandara dulu bang, menjemput iwan piliang" ujar saya sembari berdiri, ia mahfum bersebab sudah saya beritau via telpon sebelum berangkat dari pariaman tadi, aneh bin ajaib.. mobil tak mau distarter,aki yg baru saya beli belum sebulan lalu tak mendecas sedikitpun, pengawal bang anto barat yg sedari tadi berdiri dimuka pintu masuk hotel saya panggil buat mendorong mobil, mereka dengan sigap datang, badan mereka tinggi-2 besar ,tak perlu tenaga banyak buat mendorong mobil sampai hidup, setelah mengucapkan terimakasih saya berlalu menuju BIM,jam dipergelangan tangan menunjukan pukul 21.50wib,aki tekor tak membuat saya galau,ada saja orang tukang dorong mobil nanti dibandara gumam saya dalam hati, dengan rendah hati saya katakan bahwa saya cukup dikenal dibandara tersebut, baik dikalangan security maupun para sopir taksi dan pemilik cafe disana, saya mengibaratkan diri saya bak ayam putih saja..
dan benar nian, baru saja mobil saya parkir ketika turun mobil sudah ada securiy yg mengenali saya,mereka menyalami "halo komandan!" kata seorang security yg saya tak kenali namanya, saya tersenyum sambil berujar "tolong dorong oto ambo beko,aki kanai,beko pas pesawat landing boss." ujar saya sembari tersenyum, kebiasaan memanggil boss diturunkan oleh mantan kapolres pariaman bpk hardianto, saya yg kala itu acap bergurau dengannya diposko tanggap darurat gempa medio th 2009,kepada siapapun kapolres yg tingginya hampir 2 meter itu memanggil boss,ia melatahi saya hingga kini,tukang parkir,becak,kuli bangunan semuanya saya bossin .
pesawat lion air landing tepat pukul 22.35, security tadi langsung saya ajak mendorong mobil guna menghidupkan mesinya,mobil hidup ,saya berucap terima kasih kepada security yg baik hati tersebut,mobil disasak dari parkiran kejalanan depan gerbang pintu keluar penumpang,kaca mobil saya biarkan terbuka, security yg mendorong mobil saya tadi dg kerendahan hatinya menunggui mobil saya yg mesinnya hidup,setiap penumpang keluar saya amati, bang iwan belum kelihatan puncak hidungnya, baru sekira 10menit saya melihatnya "bang iwan !" sorak saya, beliau menoleh sembari menuju kearah saya ,ia ditemani seorang wanita tinggi padat berisi dan berkawat gigi, "ayok bang ,kita kehotel,itu mobil saya,usang " sembari menunjuk dimana security tersebut mengawal mobil yg saya beli dengan uang halal.sembari bersalaman dan mengenalkan perempuan tersebut yg ternyata adalah istrinya kami menuju mobil,tak ada wajah sungkan bagi wanita mantan model Asia yg dibayar 5000 hingga 10.000 us dollar sekali fasion show di Hongkong,Singapura dan london ini yg pernah berujar ketika kami kelubuk basung "haram hukumnya menjamah istri bila dinafkahi uang haram oleh lakinya"ketika menaiki tunggangan yg hidupnya didorong, kumuh bersebab lama tak dicuci ini,nama perempuan tersebut Sandra Pelany istri dari uda Iwan Piliang, dalam perjalanan dari bandara menuju hotel kami berbicara dengan suasana riang, kami sesama orang lapangan , yg sangat paham akan adat pergaulan,suasana mencair.. mobil diparkir,menuju pintu masuk Pangeran Beach Hotel diamana sahabat-sahabat lainnya telah menunggu..
bersambung..
catatan oyong liza piliang