Pantaskah Ketua DPR RI Marzuki Alie Rasis ? Mari Kita Kupas
Redaksi
Last Updated
2012-08-28T07:20:20Z
Marzuki Alie yang juga Ketua DPR RI sekarang ini ternyata bicaranya
sudah sangat rasis.Begitu komentar beberapa orang yang membaca berita
tentang pernyataan Marzuki Alie waktu ada acara di Fatayat NU.
Pernyataannya sederhana saja,yaitu menganjurkan untuk memilih pemimpin
yang seiman.
Lha,sekarang ini kalau menuruti Marzuki Alie,maka semua
kementerian-2 yang dibawah Menteri-2 non Muslim diganti saja Menterinya
yang Muslim,begitu? Juga para karyawan yang bekerja di perusahaan-2 Non
Muslim apa keluar kerja saja? Apalagi ada pemilik-2 perusahaan bahkan
tidak punya agama alias masih animisme,bukankah itu pemimpin
perusahaannya kafir beneran?
Pernyataan Marzuki Alie memang sepertinya justru sedang memperdalam
“perpecahan” bangsa ini akibat Pilkada DKI Jakarta yang dibawa ke ranah
SARA oleh sekelompok orang-2 yang menginginkan Foke-Nara (didukung
Partai Demokrat,dkk) memenangkan Pilkada Putaran Kedua ini dengan
berbagai cara (termasuk isu SARA?). Kalau sudah begini,mau tidak mau
memang rakyat Indonesia harus “terpecah” berhadap-hadapan secara frontal
baik yang Muslim yang mendukung pernyataan Marzuki Alie dan yang tidak
mendukung pernyataan tersebut….(tentu ini didukung oleh orang-2 Non
Muslim..!)
Akibat isu SARA yang berakibat perpecahan ini,maka jangan heran bahwa
nantinya (atau sudah terjadi?) akan berdampak besar dalam perekrutan
tenaga kerja di perusahaan-2 swasta atau negara yang pemiliknya atau
pemimpinnya orang-2 Non Muslim dan Muslim ,sebab kekhawatiran terjadinya
perpecahan akibat sentimen agama bisa saja dibawa sampai ketempat kerja
sehingga mereka melakukan tindakan preventif dengan melakukan rekrutmen
diarahkan kepada orang-2 yang seiman saja…! Kalau sudah begini,jangan
harap produktivitas bangsa ini akan melaju tinggi,bahkan kemungkinan
suasana kerja saja akan terasa “rasis” karena masing-2 bicara menurut
“iman” mereka bukan menurut semangat kebangsaan…
Kalau Ketua DPR RI yang juga salah satu anggota Dewan Pembina Partai
Demokrat saja sudah mengangkat isu SARA ini ke dalam ranah kepemimpinan
nasional (karena disiarkan secara Nasional) maka arahnya sudah jelas
sekali bahwa dibalik itu semua ada “hidden agenda” politik yang sedang
dikerjakan oleh para “ekstrimis” di Republik ini untuk mengulangi lagi
“keributan” yang belum tuntas dalam membawa isu agama (secara khusus
agama Islam) dalam ranah politik NKRI hanya untuk mendulang suara di
Pemilu. Zaman Soeharto hal ini pernah dilakukan pada waktu Habibie
dengan ICMI-nya mempengaruhi politik negeri ini,sampai terdengar isu
“Islamisasi” di segala bidang di seluruh tanah air dengan lahirnya ICMI
dimana-mana…
Membawa Islam ke ranah politik di tanah air sudah dibuktikan oleh
sejarah,bahwa hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa. Kalau ini
terus dibiarkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penjaga
kedaulatan negara,maka ini akan berbahaya sekali bagi persatuan dan
kesatuan bangsa…! Bahkan mungkin saja akan terulang kembali peristiwa
“ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih” di era Soeharto dulu…dan sekarang bisa
jadi isunya akan merembet ke “TNI Hijau dan TNI Merah Putih”
Kalau sudah begini,tunggu bom waktunya meletus saja…
catatan mania telo freedom writers kompasianer