Ustad satu ini mempertanyakan Kepadangan saya. Menggelagar menyalak jantung memompa darah kekepala lalu mendidih ketika membaca berita ikwal ustad bermulut "sampah" ini. Kicauan di twitter tak kalah hebohnya semalam menghujat siustad gadabah itu. Indra J Piliang pun dibuat geram olehnya. Sebagaimana kita ketahui bersama kota Padang baru saja berduka bersebab diterjang banjir bandang yang merusak ribuan rumah warga dan fasilitas umum lainnya.
pray to padang, duka mendalam
Disaat kita menggalang dana untuk pemulihan guna bahu membahu meringankan derita dunsanak kita yg malang di bulan Ramadhan ini yang tentu sedang berhiba hati, disaat yg sama Fahmi Albuqorih si ustad bermulut "sampah" ini memprovokasi warga DKI untuk memilih foke bersebab foke ibarat "Tuhan dan Mahadewanya" dan makhluk teramat suci dengan kumis yg kalau saya lihat sepintas agak-agak mirip Hitler dan pelawak Jojon.
relawan tanggap darurat saat gempa 2009
"Kalau Jakarta dipimpin non Muslim, maka bisa saja Jakarta seperti Padang, yang dilanda gempa dan banjir bandang seperti saat ini," ucapan siustad "gadabah" yg mulutnya tak lebih berharga dari "tong sampah".apakah ini pantas diucapkan seorang muslim disaat umat muslim lainnya mengalami duka yg mendalam? Seharusnya ia menghimbau warga DKI untuk mendonasikan rupiahnya yg halal buat membantu sesama muslim yg dilanda musibah. Silahkan sibak ayat AL QURAN yg menganjurkannya. Tapi sekarang tentu sudah terlambat, siapa sudi mendengarkan omongan ustad "rendahan" sipengambil muka didepan foke ini.
Calon incumbent Gubernur DKI Fauzi Bowo menghadiri acara buka puasa, bersama alim ulama di Masjid Al-Muttaqin, Jumat (27/7/2012).Ceramah seorang ustad di masjid tersebut, lagi-lagi menyinggung masalah
"Umat Islam harus cenderung memilih pemimpin yang seiman. Saya lahir dan besar di Jakarta. Jadi, saya punya beban yang sangat berat melihat orang Islam memilih pemimpin yang bukan dari golongan kita. Saya tidak dipesan untuk omong seperti ini, melainkan karena saya sangat prihatin," ujar Fahmi, demikian kutipan dari tribunnews.com.
disaat saya jadi relawan tanggap darurat bencana gempa 2009 diposko induk pariaman
Sedianya Mesjid bukanlah tempat buat berkampanye politik, mesjid adalah tempat umat kita beribadat dan dapat pencerahan rohani, bukan tempat menyebar hal selain dibalik itu. saya melihat ini lebih tepatnya ceramah politik yg dibungkus kurang rapi dan amatiran, siapapun manusia yg berakal dengan segera dapat menakap poin materi ceramah si ustad galadir ini.. ia mendukung foke dan menghantam lawannya jokowi-ahok dengan isu berbau
Saya merasakan dampak bencana besar gempa 8,8sr medio 2009 yg hingga kini masih menyimpan traumatis bagi orang minang. disusul pula banjir bandang barusan yg menambah pilu kami yg sedang mendapat ujian Alam.tidak ada yg perlu disalahkan.. sebagai umat muslim yg beriman saya yakin dibalik cobaan ini pastilah tersemat hikmah yg besar bagi kami orang minang. dan pemimpin kamipun bukanlah orang-orang kacangan . mereka diseleksi oleh kalangan cerdas pemilih minang yg rasional.lalu apa hubungannya bencana gempa dan banjir bandang padang dengan jakarta tanpa foke?
ulama besar buya hamka pendiri MUI
Rasional adalah sesuatu yg terdahulu yg musti dikemukakan dalam setiap berwacana dan berfikir. banyak saya lihat ustad sekarang ini hanya sekedar penghapal ayat dan brkoar-koar dan mengkafirkan orang tanpa memberikan solusi yg jelas. sianu kafir.. sianu Laknatullah.. sianu syaiton.. sianu yahudi.. itu yg sering saya dengar dari ustad-ustad sekarang, beda betul dengan alm Buya Hamka .. ia setingkat diatas ustad dan selevel dibawah rasul menurut hemat saya.. dia tak berpoligami dengan argumentasinya yg sangat terkenal "tidak ada wanita yg mau dimadu, maka dari itu saya tak sanggup melakukannya, sebab sangat sulit bagi saya mendefenisikan adil didalam berumah tangga" ujar beliau dengan arifnya ketika ditanya suatu ketika.ia rasional..iman nya tak makanan tanya.. ia menikah lagi setelah istrinya wafat atas anjuran anak-anak beliau.
hingga kini sosok alm buya HAMKA tak tergantikan
Tafsir AL AZHAR 30 juz ia rampungkan ketika ia berada dalam penjara ketika tak sepaham dengan rezim soekarno kala itu.ia tak pendendam.. ketika soekarno wafat ia jugalah yg mengimami solat jenazahnya.. mari kita becermin..dengan cermin yg jernih mengkilap, mari mengambil sifat-sifat mulia orang-orang yg jelas track recordnya..siapapun memimpin jakarta tidaklah masalah apapun agama dan latar belakang kesukuanya , yg penting ia bisa berlaku jujur dan berdedikasi tinggi.. dan ingat suara rakyat adalah suara Tuhan.. Dan saya bertanya apa yg sudah dilakukan ustad kalera ini untuk bangsa dan negaranya dan umat muslim tentunya..?
Catatan Oyong Liza Piliang