Kok bisa ya berita yang melibatkan pembantu presiden nan amat terhormat ini bisa lolos sebagai headline di media cetak dan herannya juga, pelakunya kok tak diburu-buru peliput TV dan juga dikejar-kejar live report radio? Wah, apa semua wartawan lagi konsentrasi meliput bom gas yang sedang trend ya?
Cerita ini dua hari lalu merebak kalangan Kabinet yang terhormat. Seorang anggota kabinet pada suatu siang ditelepon oleh seorang perempuan. Suara di sana berkata, “Selamat siang Bapak Menteri.” Dari suaranya perempuan itu masih muda.
“Siang, ini siapa ya?” tanya pak menteri itu.
“Saya Sinta , yang pernah tidur bersama Bapak waktu itu…” jawab si perempuan.
“Hahh???” sang menteri terdengar penasaran.
“Kalau Bapak tidak ingin rahasia itu terbongkar, Bapak harus memberi saya uang tutup mulut!” ancam si wanita.
“Oke, baiklah…” jawab menteri itu pasrah.
Kemudian dia berpikir, di mana pernah meniduri perempuan tersebut? Di luar negeri? Di luar Jawa? Di luar Jakarta? Atau hanya di seputaran Jakarta saja?
Berselang sehari kemudian si menteri itu menyerahkan sejumlah uang di suatu tempat yang telah ditentukan. Uang itu diterima oleh kurir sang perempuan.
Tetapi, keesokan harinya, si wanita itu menelepon lagi dan meminta hal yang sama. Dengan hati yang masih penasaran, menteri yang terhormat itu mengabulkan permintaannya. Tetapi, anehnya setiap hari, wanita itu meminta hal yang sama dengan ancaman yang sama. Akhirnya, dengan pasrah menteri tersebut mengabulkan permintaan tersebut. Walaupun begitu, menteri itu menjawab dalam teleponnya.
“Okelah… aku kabulkan permintaanmu. Tetapi, jangan bikin penasaran gitu dong. Saya cuma ingin tahu emangnya kita pernah tidur bersama di mana dan kapan itu terjadi?”
Wanita itu menjawab dengan sangat lembutnya: “Kita ‘kan sama-sama dalam Ruang Sidang Kabinet lima hari lalu di Istana, kita ‘kan pernah tidur bareng di ruang sidang pada waktu ‘SBY membacakan pidato beliau!”
“Hah? Sang menteri pun pingsan karena terlanjur memberi uang sebesar Rp 500 juta kepada wanita tersebut.
·Makanya bapak-ibu pejabat negara yang terhormat kalau mau tidur jangan suka bareng-bareng di ruangan terbuka ya!
catatan aida ces the indonesian freedom writers