Sepanjang tahun 2011, rakyat banyak dibuat mengurut
dada sekaligus marah pada DPR karena pengajuan berbagai fasilitas yang
menelan biaya milyaran. Kini, masuk tahun 2012, kira-kira DPR dan Setjen
DPR bisa bikin apa saja ya? Ooh…, jangan khawatir, pasti masih akan
banyak lagi proyek-proyek fantastis di tahun 2012 ini. Sebab untuk tahun 2012 DPR memiliki anggaran belanja sebesar Rp2,94 triliun. Terdiri dari anggaran belanja Sekretariat Jenderal DPR sebesar Rp. 857,13 miliar dan anggaran belanja Dewan sebesar Rp2,09 triliun.
Sudah dituangkan dalam lampiran Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2011
tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2012.
Untuk apa saja uang sebanyak itu? Berikut ini rinciannya :
1. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur DPR = Rp. 709,63 miliar, antara lain :
a. perencanaan dan pengawasan sebesar Rp11,07 miliar
b. penyelenggaraan administrasi keuangan, pengelolaan barang milik negara, dan perjalanan dinas Rp334,45 miliar
c. pengadaan perlengkapan sarana dan prasaran kantor Rp104,73 miliar
d. pemeliharaan dan penatausahaan sarana dan prasarana gedung Rp259,38 miliar
2. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya = Rp. 147,51 miliar
3. Program pelaksanaan fungsi legislasi DPR = Rp. 501,25 miliar
4. Program pelaksanaan fungsi anggaran DPR = Rp. 73,75 miliar
5. Program pelaksanaan fungsi pengawasan DPR = Rp. 280,81 miliar
6. Program penguatan kelembagaan DPR = Rp. 1,23 triliun
TIDAK MASUK AKALNYA PROYEK-PROYEK TAHUN 2011
Sebelum nanti kita akan dikagetkan oleh sejumlah
mega proyek fantastis di tahun 2012, mungkin ada baiknya kita lihat lagi
proyek-proyek takmasuk akal yang terjadi di tahun 2011. Belum habis
semua kontroversi tentang pembelian mesin absensi seharga 4 milyar,
sudah muncul kabar soal renovasi toilet berbiaya 2 milyar. Belum usai,
sudah mencuat rencana pembuatan area parker senilai 3 milyar yang
langsung disusul terkuaknya renovasi ruang rapat Banggar dengan budget
20,3 milyar. Itu semua masih memakai sisa anggaran tahun 2011. Untuk apa
saja ruang rapa 10×10 m2 sampai menelan 20,3 milyar? Berikut rinciannya
:
1. Monitor LCD wall sekitar 1,5 milyar (serasa nonton home theatre)
2. Lampu-lampu ruangan lebih dari 200 juta-an (mereka butuh pencahayaan yang bagus)
3. Kursi anggota Banggar 10 juta/ buah (perlu kursi yang nyaman dan ergonomis untuk tidur)
4. Kursi 4 orang Pimpinan Banggar 12 juta/ buah (lain pangkat, lain pula “empuk”nya)
5. Jasa konsultan perencana lebih dari 500 juta
6. Jasa konsultan pengawas lebih dari 200 juta
Ada lagi yang belum anda ketahui tentang belanja DPR tahun 2011? Ya, masih ada lagi : proyek renovasi rumah dinas anggota DPR senilai Rp3,6 miliar, pengadaan mesin fotokopi berkecepatan tinggi senilai Rp5,7 miliar, dan penggantian cubicle PGDB/PGC DPR senilai Rp4,3 miliar.
Khusus untukproyek renovasi toilet yang menelan biaya 2 milyar, diduga
DPR tidak mengoptimalkan perawatan kebersihan yang setiap tahunnya
dianggarkan Rp. 15 milyar untuk dana cleaning service.
ANGGARAN KUNJUNGAN KERJA DPR TAHUN 2012
Untuk tahun 2012, FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) mendapatkan data bahwa anggaran kunjungan kerja DPR untuk tahun 2012 sebesar Rp. 265 miliar, naik dari tahun 2011 yang Rp. 251 miliar. Kunjungan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1. Kunjungan kerja sesuai dengan Tatib dengan frekuensi 6 kali dalam satu tahun, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36 miliar.
2. Kunjungan kerja masa reses dengan frekuensi 4 kali dalam setahun, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 187 miliar.
3. Kunjungan kerja perorangan dengan frekuensi 1 kali dalam setahun, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 40 miliar.
Jadi setiap anggota dewan akan menerima total anggaran sebesar Rp.473 juta per anggota per tahun.
Heran, kenapa perspektifnya adalah “jatah” ya,
bukannya berdasarkan kebutuhan? Kalau untuk kunker sesuai Tatib dijatah
6x, kunker masa reses dijatah 4x, kunker perorangan 1x, bukankah
nantinya program kunker akan dibuat mengada-ada hanya untuk menghabiskan
jatah? Kan saying kalau ada jatah tak dipakai? Bukankah seharusnya
kunker itu dilaksanakan hanya apabila benar-benar diperlukan terkait
permasalahan tertentu yang tak ditemui solusinya di dalam negeri
sehingga perlu ada studi banding ke luar negeri? Bukankah jika ingin
mendapatkan pembanding dari para pakar di luar negeri, DPR bisa
mengundang pakar terkati untuk memberikan presentasi di Gedung DPR, yang
tentu biayanya lebih murah dan para akademisi dan tokoh masyarakat bisa
ikut mendapatkan pencerahan dan tambahan wawasan? Aah…, kalau begitu
sih apa enaknya? Kan gak bisa jalan-jalan dan beli oleh-oleh? Aduh,
betapa bodohnya saya!
Alangkah enaknya jadi wakil rakyat, bisa pelesir
gratis setidaknya 11 kali dalam setahun, diberi uang saku berlebih pula!
Rakyat yang diwakilinya, bekerja dengan gaji pas-pasan, dipotong gaji
kalau tak masuk kerja, dan hanya dapat cuti 12 hari dalam setahun,
paling juga digunakan mudik lebaran.
PROYEK TAK PENTING DAN TAK MASUK AKAL LAINNYA
Mungkin ada Llagi yang belum banyak diketahui publik : anggaran untukmembuat kalender 2012 yang menelan biaya Rp. 1,3 milyar.
Padahal ketika saya lihat bentuk kalender itu saat dutayangkan Metro TV
pagi ini, kalender itu tak ubahnya kalender dinding di rumah saya yang
saya beli sekitar 15 ribuan. Anggaplah sebuah kalender yang cukup bagus
harganya Rp. 25.000,- per buah. Kalau dicetak 1000 eksemplar, berarti
perlu dana Rp. 25 juta. Bukankah jumlah anggota DPR hanya 560 orang?
Oya, hampir lupa, di setiap lembar kalender itu terpampang wajah Bapak Marzuki Alie yang terhormat. Apa kira-kira ini ya yang bikin mahal?
Bukan hanya kalender, DPR juga membeli pengharum ruangan untuk setiap ruang anggota DPR, total senilai Rp. 1,6 milyar.
Hmm…, rakyat yang hidup di rumah kardus di sekitar tempat pembuangan
sampah, pemgharum ruangannya tentu lebih menyengat baunya. Rakyat yang
hidup di rumah berdinding bambu di bantara kali, aroma yang dihirup bau
kotoran manusia. Alangkah kontrasnya! Saya jadi pengen tahu seperti apa
harumnya pewangi milik DPR.
Untuk tahun 2012 ini, DPR menganggarkan untuk renovasi gedung DPR sebesar Rp. 500 milyar alias setengah trilyun!
Bagus juga, rupanya gagal mengajukan usul membangun gedung baru senilai
1,3 trilyun, tak kurang akal untuk mempretelinya menjadi “renovasi”
sampai 2014. Jumlah bisa jadi malah lebih besar kalau diakumulasikan
sampai 2014, sebab tiap tahun pasti mereka punya alasan untuk menaikkan
anggaran. Hebat dan encer benar otak wakil-wakilkita itu! Mungkin nilai
matematika waktu sekolah dulu dapat 9,9.
Soal kinerja bagaimana? Tak jadi soal, sebab meski
tiap sidang yang hadir hanya 50%-an saja, toh tunjangan sidang dan
berbagai tunjangan lain tak akan dipotong. Jangankan cuma bolos, yang
sudah non-aktif dan dipecat saja masih bisa menerima gaji pokok sampai
berbulan-bulan kemudian. Dan, parpol dari para anggota dewan yang
terhormat itu tak satupun yang memberikan sanksi pada anggotanya yang
malas dan suka bolos.
Bagaimana dengan program pro-rakyat? Tak sampai 2,5
bulan lagi masyarakat kelas menengah akan dipaksa membeli pertamax
kendati mobilnya butut keluaran 10 tahun yang lalu. Saya paham bahwa
APBN bisa jebol kalau dipaksa terus mensubsidi premium dengan harga
seperti sekarang. Tapi tidakkah ada cara lain? Seandainya para wakil
rakyat mau berbagi dengan rakyatnya, seandainya mereka memberikan 2/3
anggarannya untuk dialihkan menjadi subsidi premium, mungkin rakyat
hanya perlu menambah 750- 1000 rupiah saja untuk seliter premium. Tapi
itu cuma khayalan tingkat tinggi,DPR tak akan mau anggarannya dikurangi,
bila perlu malah minta tambahan! Jadi…, 2014 nanti masih rela
mempercayakan aspirasi anda pada mereka dan “gerombolan”nya? Ooh..,
sungguh malang nasib rakyat Indonesia!
catatan ira oemar freedom writers kompasianer