sumber foto : sapulidinews.com
Penetapan Aburizal Bakrie atau lebih dikenal dengan panggilan Ical sebagai Capres 2014 dari Partai Golkar memang luar biasa. Ketika lawan-lawan politiknya masih adem-ayem dan “ribut” di internal mereka,maka Golkar seperti pamer unjuk kekuatan dengan memperlihatkan soliditas mereka dibawah kepemimpinan Ical. Isu korupsi yang dilakukan oleh kadernya pun seolah hilang diterpa hiruk pikuk “Ical for President 2014″ .
Partai Golkar sepertinya sedang pamer kekuatan dengan menunjukkan bahwa merekalah satu-satunya partai politik yang paling siap memimpin negeri ini. Segala isu yang masih menempel di Ical seperti lumpur Lapindo pun seolah dianggap angin lalu. Para pengusaha yang menjadi “lawan” bisnis Bakrie pun dianggap tidak bakal menghalangi Ical untuk maju sebagai Presiden 2014.
Entah para kader Golkar yang memilih dan menetapkan Ical sebagai Capres 2014 pakai cara hitung-hitungan apa juga tidak ada yang tahu,ada yang sinis mengatakan bahwa mereka pakai kalkulator “US Dollar” ….maksudnya adalah berapa duit dollar Amerika Serikat yang diperoleh mereka…! Ini mengingatkan pemilihan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat waktu lalu,yang mana menurut cerita Nazaruddin-eks Bendahara Umum dan rekan dekat Anas penuh dengan politik uang (US dollar).
Apakah Ical juga menggunakan politik uang dalam penetapan Capres 2014 ini? Inilah masalahnya,sebab persepsi yang terbentuk di masyarakat atas partai Golkar ini begitu buruk dalam terkait “gizi” ini . Kalau tidak ada “gizi” sulit bagi para kader partai ini menjatuhkan pilihan ke Ical . Ini persepsi yang membahayakan partai ini di kemudian hari,sebab arus bawah seolah dikesampingkan karena para elite-nya merasa sebagai representasi arus bawah,padahal belum tentu begitu..! Di dalam Golkar sendiri sudah banyak faksi yang “pindah” ke partai lain,seperti ke partai Nasdem dan “pengikut setia” JK yang masih mencari “tumpangan” untuk maju sebagai Capres 2014.
Partai Golkar boleh pamer unjuk kekuatan,tetapi rakyat pemilih tetap akan kritis dan tidak mudah menjatuhkan pilihannya ke Partai Golkar pada Pemilu 2014. Justru langkah Partai Golkar diperkirakan akan menjadi anti klimaks bagi Ical,sebab bisa jadi perolehan suara mereka menjadi jeblok dan menguntungkan partai politik lain yang didukung oleh arus bawah.
Tidak percaya? Tunggu saja di 2014…..!
catatan mania telo freedom writers kompasianer
Penetapan Aburizal Bakrie atau lebih dikenal dengan panggilan Ical sebagai Capres 2014 dari Partai Golkar memang luar biasa. Ketika lawan-lawan politiknya masih adem-ayem dan “ribut” di internal mereka,maka Golkar seperti pamer unjuk kekuatan dengan memperlihatkan soliditas mereka dibawah kepemimpinan Ical. Isu korupsi yang dilakukan oleh kadernya pun seolah hilang diterpa hiruk pikuk “Ical for President 2014″ .
Partai Golkar sepertinya sedang pamer kekuatan dengan menunjukkan bahwa merekalah satu-satunya partai politik yang paling siap memimpin negeri ini. Segala isu yang masih menempel di Ical seperti lumpur Lapindo pun seolah dianggap angin lalu. Para pengusaha yang menjadi “lawan” bisnis Bakrie pun dianggap tidak bakal menghalangi Ical untuk maju sebagai Presiden 2014.
Entah para kader Golkar yang memilih dan menetapkan Ical sebagai Capres 2014 pakai cara hitung-hitungan apa juga tidak ada yang tahu,ada yang sinis mengatakan bahwa mereka pakai kalkulator “US Dollar” ….maksudnya adalah berapa duit dollar Amerika Serikat yang diperoleh mereka…! Ini mengingatkan pemilihan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat waktu lalu,yang mana menurut cerita Nazaruddin-eks Bendahara Umum dan rekan dekat Anas penuh dengan politik uang (US dollar).
Apakah Ical juga menggunakan politik uang dalam penetapan Capres 2014 ini? Inilah masalahnya,sebab persepsi yang terbentuk di masyarakat atas partai Golkar ini begitu buruk dalam terkait “gizi” ini . Kalau tidak ada “gizi” sulit bagi para kader partai ini menjatuhkan pilihan ke Ical . Ini persepsi yang membahayakan partai ini di kemudian hari,sebab arus bawah seolah dikesampingkan karena para elite-nya merasa sebagai representasi arus bawah,padahal belum tentu begitu..! Di dalam Golkar sendiri sudah banyak faksi yang “pindah” ke partai lain,seperti ke partai Nasdem dan “pengikut setia” JK yang masih mencari “tumpangan” untuk maju sebagai Capres 2014.
Partai Golkar boleh pamer unjuk kekuatan,tetapi rakyat pemilih tetap akan kritis dan tidak mudah menjatuhkan pilihannya ke Partai Golkar pada Pemilu 2014. Justru langkah Partai Golkar diperkirakan akan menjadi anti klimaks bagi Ical,sebab bisa jadi perolehan suara mereka menjadi jeblok dan menguntungkan partai politik lain yang didukung oleh arus bawah.
Tidak percaya? Tunggu saja di 2014…..!
catatan mania telo freedom writers kompasianer