Kalau diselidiki,terasa ada keanehan pada tingkah laku dan latar belakang para tokoh yang ingin menjadi
Mereka rata-rata merasa terpanggil untuk memperbaiki nasib bangsa dan ingin memajukan bangsa Indonesia melalui kedudukan & kekuasaan seorang presiden. Oleh karena itu dalam mewujudkan keinginan tersebut maka tingkah lakunya pun menjadi aneh,berusaha mencitrakan dirinya mampu dan mempunyai bobot yang tinggi dalam memimpin bangsa ini,padahal latar belakang kehidupannya tidak mencerminkan seperti yang di citrakan,aneh bukan? Bahkan untuk mencapai keinginan tersebut,maka usaha yang dilakukannya pun terasa aneh dengan memaksakan seolah hanya “the only one” yang sanggup nyapres 2014,lain orang tidak sanggup dan bahkan tidak boleh. Kalau ada yang lain,maka akan dipecat dari partainya .
Bandingkan dengan seorang tokoh yang lahir karena memang mempunyai “track record” kepemimpinan serta hasil yang luar biasa dalam memimpin sebuah pemerintahan atau kelompok massa yang besar. Biasanya tokoh ini tidak mengandalkan citra dan uang,tetapi lebih kepada ketulusannya dalam memajukan rakyat atau anggota yang dipimpinnya. Hasil ketulusannya bisa dirasakan langsung oleh rakyat melalui sikap diri dan pribadi yang tetap sederhana dan rendah hati. Itulah tokoh yang sejatinya memimpin bangsa Indonesia keluar dari krisis kepemimpinan setelah Orba tumbang di 1998 yang lalu. Sampai sekarang tokoh ini masih terus dicari oleh sekelompok orang atau parpol untuk dimajukan sebagai Capres 2014.
Mulai banyak orang membicarakan tokoh seperti Jokowi-walikota Solo yang sedang maju sebagai Cagub di DKI Jakarta. Popularitas tokoh ini mulai naik daun dan memang punya rekam jejak yang baik dalam memimpin Solo selama 7 tahun terakhir ini.
Ketulusannya dalam mengentaskan rakyat kecil patut diacungi jempol sebab benar-2 dirasakan manfaatnya oleh rakyat Solo. Tokoh semacam inilah yang memang dibutuhkan oleh Indonesia kedepan agar rakyat kecil bisa segera dientaskan dari kehidupannya yang terpuruk. Kelas menengah keatas di Indonesia tidak perlu diurusi sebenarnya,sebab memang selama ini juga tidak ada yang mengurus,bahkan mereka dijadikan “sapi perah” untuk diambil pajaknya tetapi manfaat untuk mereka tidak ada,juga pajak yang diambil tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat kecil. Entah kemana pajak yang dibayar itu,mungkin saja hanya untuk bayarin utang yang dihasilkan oleh Pemerintah Orba dan pemerintah sekarang ini,dan utang-2 tersebut di korupsi habis-2 an untuk kantong pejabat pemerintahan yang ada. Jadi sama saja pajak yang ada itu secara tidak langsung juga di korupsi.
Kelas menengah keatas tidak merasakan adanya pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan kenyamanan mereka dalam berbisnis,hidup lebih nyaman & aman (karena mereka akhirnya untuk hidup nyaman & aman lebih baik berada di Luar Negeri dengan investasi property dan menjadi Permanent Residences disana katimbang di Indonesia). Sedangkan kelas rakyat kecil sama sekali tidak tersentuh dan menjadi obyek perasan untuk diambil suaranya saja dalam Pemilu dan dipakai untuk meraih kekuasaan. Itulah kondisi riil yang terjadi saat ini di Indonesia. Keinginan berkuasa sebenarnya lebih kepada keinginan untuk membagi kue kekayaan Indonesia kepada golongannya atau dirinya sendiri. Oleh karena itu mereka bertingkah laku aneh dan tidak patut latar belakangnya.
Kalau saja ada tokoh yang mempunyai rekam jejak nyata seperti Jokowi dan sudah berskala Nasional serta dimunculkan dalam 2 tahun ini,maka dipastikan rakyat akan memilih tokoh tersebut. Kelas menengah keatas pun akan rela sekali memberikan suaranya kepada tokoh tersebut,sebab buat mereka bila ada pemimpin yang ingin memajukan rakyat kecil untuk menjadi lebih baik dengan menggunakan pajak yang mereka bayar,tentu mereka akan sangat senang sekali….
Rakyat kecil juga seharusnya tidak menoleh kepada pemberian uang sesaat saja,suaranya lebih baik diberikan ke tokoh yang mempunyai watak dan ketulusan seperti Jokowi,karena mereka yang akan diperbaiki nasibnya,seperti nasib rakyat kecil yang ada di Solo. Tetapi adakah tokoh seperti Jokowi sekarang ini dalam skala Nasional? Ataukah menunggu Jokowi saja selama 2 tahun memimpin Jakarta dan ybs kemudian menjadi Capres 2014?
Tokoh-tokoh yang sekarang sudah di Capres kan oleh partainya,sebenarnya tidak ada yang mempunyai ketulusan dan kemampuan seperti yang dilakukan oleh Jokowi dalam skala terkecil pun. Mereka lebih banyak karena mengandalkan ketokohannya dari materi yang mereka miliki. Bahkan sebagai menteri pun dulu dan sekarang tidak mempunyai rekam jejak yang beres serta berhasil membawa Indonesia,terutama rakyat kecil hidup lebih layak,sebab ternyata masih banyak rakyat miskin padahal anggaran penerimaan negara luar biasa besar sekali. Terus buat apa mereka nyapres di 2014.
Tokoh-2 yang sekarang didengar oleh masyarakat menjadi Capres 2014 tidak ada yang patut menjadi Presiden Indonesia di 2014-2019, jadi percuma saja mereka mencalonkan diri sebab mereka akan dipermalukan seperti rakyat Jakarta sudah mempermalukan Foke dan partai pendukungnya (Partai Demokrat),kekalahan mereka karena rakyat ingin figur pemimpin yang tulus dan mempunyai perhatian dan rekam jejak yang jelas dalam mengentaskan kemiskinan rakyat Indonesia. Tidak pandang si A dan si B ber-agama apa atau ber-suku apa,yang penting tulus dan bersih dari korupsi.
Bukan bersih dari korupsi karena slogan “katakan tidak pada korupsi (padahal korupsi!)”, tetapi benar-2 mempunyai rekam jejak yang bersih dan mempunyai harta yang jelas,bukan seperti para Jenderal TNI dan Polisi yang katanya gajinya kecil tetapi punya tanah dan rumah sebesar istana serta simpanan di bank dalam negeri dan Luar negeri yang adzubillah .
Indonesia butuh tokoh bersih dan mempunyai rekam jejak yang jelas untuk 2014, siapapun dia….yang penting mempunyai hati yang tulus untuk mengentaskan kemiskinan dari pajak yang dibayar..! Bukan dari utang dan dari kongkalikong dengan pihak asing yang mengeruk kekayaan Indonesia .
catatan mania telo freedom writers kompasianer