Ramadhan sudah mulai hadir di sejumlah Stasiun TV, lebih ketimbang Ramadhan-Ramadhan tahun sebelumnya, sejumlah sinetron-sinetron “Islami” yang belakangan ini ratingnya banyak yang ngetof, dan paket-paket acara Ramadhan yang akan disajikan, sudah diberitakan kepada para pemirsa yang budiman.
Hari Minggu lalu, walaupun sudah bulan tua, seperti diberitakan Kompas keesokan harinya, para pengunjung sampai antri lebih dari satu jam untuk membayar belanjaannya di kasir saking membeludaknya para pengunjung yang menyerbu sejumlah mal di Jakarta pada hari itu.
Ramadhan juga hadir di kantor-kantor Gubernur, Bupati, Walikota dan sidang-sidang DPRD, untuk membahas dan menggodok berbagai peraturan dalam rangka menghormati Ramadhan, tepatnya orang berpuasa dan sekaligus untuk memperlihatkan betapa salih-salih dan religiusnya para eksekutif dan legislatif Daerah di Republik tercinta ini.
Di Banjarmasin, seperti diberitakan pers, rumah makan yang berani buka siang hari akan didenda Rp 50 juta, naik 1000% dibanding tahun sebelumnya. “Biar mereka jera,” ujar seorang anggota Dewan yang terhormat di sana dengan bangga.
Di Surabaya, bisnis hiburan wajib tutup selama sebulan penuh. Para karyawannya?
“Para pengusaha harus nabung dong untuk menggaji karyawan mereka selama tutup,” ujar yang terhormat seorang pengurus MUI enteng.
Ini tentu tidak hanya cerita Banjarmasin dan Surabaya, saja tetapi hampir merata di seluruh kabupaten dan kota di seantero nusantara.
Ada yang akan membandel? Jangan khawatir. Ribuan laskar berjubah akan siap melakukan sweeping guna menegakkan aturan.
Rupanya ada pembagian kerja.
Para aparat hukum: polisi dan tramtib lebih fokus pada tugas melakukan sweeping ke hotel-hotel kere atau losmen-losemen kumuh, menguber dan meringkus para waria dan pelacur jalanan—yang kehadirannya dianggap tidak layak selama Ramadhan—sampai ada yang tercebur ke kali segala.
(lalu saya ingat pada hadis Nabi SAW tentang seorang pelacur yang menurut beliau masuk syurga karena mencari air sampai ke dasar sumur guna memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan…..)
Puasa Ramadhan masih beberapa hari lagi…
Puasa memang tidak makan dan tidak minum serta tidak melakukan hubungan suami isteri di siang hari selama sebulan penuh.
Kalau perkara tidak makan dan tidak minum seharian, jangan ditanya pada jutaaan orang-orang supemiskin di gubuk-gubuk derita—mayoritas
muslim–dewasa ini di seantero negeri yang akan semakin tercekik dengan kenaikan harga BBM bulan depan.
Tetapi Puasa Ramadhan sebenarnya buat siapa sih?
Ketika mengeluarkan fatwa, bahwa hewan kurban bisa diganti dengan uang tunai yang senilai guna disumbangkan kepada korban bencana alam sekitar Idul Adha di awal tahun ini, PP Muhammadiyah mengutip penggalan Al Maidah 32, “… barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya”
Jadi pertanyaannya, sebenarnya agama buat siapa sih, buat Tuhan atau buat manusia?
Das sollen? Sudah jelas jawabannya.
Das sein? !@$*%$#?@$*%$#?!….
(Ketika mengamati peta dunia, kita sadar bahwa kebanyakan kaum muslimin hidup di belahan bumi selatan dalam berbagai kondisi yang sering dramatis. Hasilnya, 85% dari 1,5 miliar kaum beriman hidup dalam kemiskinan dan 60% di antaranya buta huruf, Prof Tariq Ramadan, 2001)
Lalu terngiang oleh saya penggalan Khutbah Al Mustafa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam menyambut Ramadhan:
“…Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi (makanan) untuk berbuka kepada orang-orang mukmin yang melaksanakan shaum pada bulan ini, maka pada sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu."
Para sahabat bertanya, "Ya, Rasulullah, kami semua tidaklah mampu berbuat demikian."
Rasulullah meneruskan khutbahnya. "Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Barang siapa yang membaguskan akhlaknya pada bulan ini, dia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) pada bulan ini, Allahakan meringankan pemeriksaan-Nya pada hari kiamat. Barang siapa yang menahan kejelekannya pada bulan ini Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim pada bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
catatan darwin bahar the indonesian freedom writers