Namanya sederhana, biasa dipangggil pak Waras.Penderiataannya sampai saat ini belum berakhir , maklum dia salah satu diantara ribuan korban lumpur Lapindo. Diusia yang sudah beringsut senja, dia bagaikan sebuah tahi lalat ditengah-tengah pipi masyarakat.
Secara hukum apa yang menjadi haknya sudah ditentukan, atas kerugian
harta benda akibat ditelan luapan lumpur Lapindo dia berhak menerima
uang ganti rugi sebanyak Rp. 285.000.000.-(terbilang,dua ratus delapan
puluh lima juta rupiah.-) dan untuk pembayaran 20% pertama dari pihak
terkait, dia berhak mendapatkan Rp.58.500.000.-(terbilang, lima puluh
delapan juta lima ratus ribu rupiah.-).
Rekening tabunganpun diperiksa, apa betul uang sudah dibayar oleh yang
terkait atau belum, betapa kaget dia, ternyata uang yang ada
direkeningnya membengkak, saldo tabungannya ternyata berjumlah
Rp.485.000.000.-(terbilang:empat ratus delapan puluh lima juta rupiah.-)
Senangkah dia..? ternyata tidak..! diasaat itu juga dia datangi pihak
pengurus ganti rugi korban Lapindo, kenapa uang ditabungan saya jadi
sebanyak itu..? dia bertanya ..! apakah anda salah setor atau
bagaimana..? Pegawai yang ditanya bingung, kaget, heran, bercampur rasa
kaghum yang luar biasa...!
Akhirnya dengan sikap serius, pak Waras ngomong,..:"tolong berikan
kepada saya, hanya apa yang menjadi hak saya! Sesuai dengan apa-apa yang
telah diputuskan, seharusnya jumlah uang yang ada dalam tabungan saya
hanya sebanyak Rp.58 juta saja,karena baru 20% dari perjanjian,
sisanyanya tolong saudara kembalikan ketempat yang seharusnya. Saya
tidak sudi menerima apa-apa yang tidak menjadi hak saya..!!
Akhirnya masalah ini diselesaikan menurut aturannya, kelebihan uang yang
berjumlah Rp.430 juta dikembalikan seutuhnya..!Namun peristiwa langka
ini membuat geger seluruh masyarakat Sidoardjo. Termasuk para pejabat
dari lapisan bawah sampai atas, yang saling pandang satu sama lain.
Pak Waras, karena kejujurannya diberi hadiah rumah, tidak besar memang,
hanya type 40 dengan luas tanah 90 meter persegi..! Ini beliau terima
dengan penuh kebahagian..!
Disamping itu karena kejujuran beliau juga
pihak Lapindo memberi liburan gratis kepada beliau ke Surabaya, 4 hari
3 malam menginap dihotel bintang 5, lagi-lagi beliau buat kejutan,
hadiah yang nomor dua ini juga beliau tolak, alasannya, mari kita simak
..:"akan sampai hatikah saya enak-enakan tidur dihotel berbintang,
sementara saudara-saudara saya yang masih senasib, sampai saat ini masih
bergumul dengan angin malam ditenta-tenda yang tidak layak.." bukan itu
saja katanya, saya punya ternak, kambing dan sapi, tidak ada yang
jaga..! Sekali lagi para pejabat terhenyak, dan tergagap.!
Intinya..?
Pak Waras pantas dikaruniai gelar sebagai Bapak Kejujuran Nasional,
pemerintah harus mengambil pelajaran dari pak Waras, para koruptor harus
malu dengan kejadian ini, Sikap Pak Waras dan nama beliau pantas
dijadikan simbol sikap jujur. Pemerintah harus malu dengan kejadian yang
sangat langka ini, yah kita semua harus memetik hikmah dari sikap Pak
Waras..!
catatan Esbaldi the indonesian freedom writers