Penelitian memang menunjukkan pikiran kita memang memiliki tempat yang bisa dimanipulasi, sehingga pikiran kita bisa berbelok ke sesuatu yang memiliki sensasi tinggi karena diberitakan secara luas dan kita bisa membayangkan tragedi yang mengerikan.
Tahukah anda bahwa orang yang mati karena ditimpa kelapa lebih besar daripada orang yang mati karena serangan ikan hiu? Setiap tahun di seluruh dunia 150 orang mati tertimpa kelapa. Sementara tahun 2002, 2003, 2004 “hanya” 14 orang yang mati karena diserang hiu. Mengapa media, bahkan film, selalu mengembar-gemborkan keganasan hiu, tapi sebaliknya tidak pernah mengembar-gemborkan keganasan kelapa?
Mengapa tidak ada produser yang tertarik membuat film tentang pembunuhan oleh kelapa? Mengapa Steven Spielberg membuat Jaws, mengapa tidak membuat Coconut Killer?
Di Amerika, lebih banyak orang yang mati karena tenggelam di kolam renang di rumah daripada karena senjata api yang disimpan di rumah. Tapi mengapa orang lebih takut kepada senjata api, kalau faktanya kolam renang lebih berbahaya?
Sesungguhnya umat Islam di dunia telah berlaku tidak adil kepada saudara Muslim yang lainnya dengan selalu fokus pada Palestina.
Di dunia ini ada suku bangsa mayoritas Muslim yang sampai saat ini masih tak punya negara, yaitu bangsa Kurdi. Padahal bangsa ini pernah menyumbang tokoh besar, pahlawan perang Salib dari pihak Muslim, Salahuddin Al Ayyubi.
Tanah bangsa ini tersebar di negara-negara Turki, Irak, Iran dan Syria. Suku Kurdi ini tertindas di mana-mana. Identitas mereka selalu dihinakan dan ditekan di negara-negara itu. Bahkan Saddam Hussein pernah menghilangkan 300.000 orang Kurdi antara tahun 1983 dan 1987. Baru-baru ini Pemerintah Turki menyerang mereka lagi.
Kalau Muslim di seluruh dunia selalu mengembar-gemborkan kemerdekaan Palestina, lalu mengapa tidak pada kemerdekaan Kurdi?
Penindas bangsa Kurdi itu mayoritas Muslim, sementara penindas Palestina itu yang katanya Yahudi. Dan Ada ayat Al Quran menyebutkan bahwa Muslim itu bersaudara, lalu seperti apakah jahatnya penindas saudara Muslimnya sendiri? Mengapa orang termasuk yang di Indonesia tidak pernah mengusik pemerintah Turki, Irak, Iran dan Syria yang dijalankan oleh mayoritas Muslim?
Mengapa nilai jual penderitaan bangsa Kurdi lebih kecil dibandingkan dengan penderitaan bangsa Palestina?
Otak kita gampang dimanipulasi oleh fakta sensasional. Pilihan sikap kita terkadang aneh, rancu dan tidak logis. Ketika melihat sebuah sensasi di luar sana, kita bisa melupakan keadaan diri sendiri yang terkadang lebih membutuhkan perhatian.
Kita tidak membela kejahatan, tidak mengabaikan peristiwa buruk di luar sana, tapi alangkah baiknya diri sendiri juga diperhatikan. Dan alangkah baiknya juga berlaku adil untuk suatu peristiwa yang sama.
Semoga penderitaan anak-anak NTT, rakyat Palestina, rakyat Kurdi dan penderitaan rakyat seluruh dunia segera berakhir. Dan semua orang bekerja sama membangun dunia yang lebih indah.
catatan Aida Ces the indonesian freedom writers