Kita semua sudah mafhum kalau ada aturan penulisan
nama internasional selalu terdiri dari 3 bagian : first name, middle
name dan last name. Atau dalam bahasa Indonesia jadi nama depan, nama
tengah dan nama belakang. Di negara-negara “barat”, aturan ini tak jadi
masalah. Umumnya mereka memang punya 3 nama : nama depan yang biasanya
jadi nama panggilan, lalu nama tengah, terakhir nama belakang yang
biasanya nama ayah atau bagi wanita yang sudah menikah nama belakanganya
adalah nama suami. Contohnya : Hillary Rodham Clinton, George Walker
Bush.
Bagaimana dengan orang Indonesia? Suku tertentu di
Indonesia mengenal nama “marga”, misalnya Batak, Manado, Ambon. Tapi
sebagian besar suku lainnya tak mengenal nama marga. Di Jawa, wanita
yang sudah menikah langsung di lingkungannya dipanggil dengan nama
suaminya. Misalnya Jeng Sri ketika jadi istri Mas Slamet akan dipanggil
Bu Slamet di arisan RT. Mbak Endang setelah menikah dengan Pak Agus akan
dipanggil Bu Agus di rapat Dharma Wanita.
Jadi, kebiasaan punya 3 nama – dengan catatan nama
belakang adalah nama marga ayah atau suami – di Indonesia memang belum
familiar. Ada teman saya yang memberi nama ke empat anaknya semua
terdiri dari 4 kata. Jadi kalau ditambahkan dengan namanya, akan jadi 5
kata. Hmm…, kelak kalau bikin passpor pasti nyusahin petugas Imigrasi.
Kalau ikut tes masuk SNMPTN, bisa kelamaan menghitamkan huruf-huruf yang
merangkai namanya. Temannya sudah mulai mengerjakan soal, anak teman
saya masih sibuk menyelesaikan arsiran namanya di kertas lembar jawaban
komputer.
Nama-nama berbau Jawa asli, umumnya terdiri dari 1
kata saja. Misalnya : Wagimin, Sutrisno, Sumarno, Waginem, Ponirah,
Juminten, Sumarsih, dll. Nah, bagaimana kalau punya nama cuma 1 kata
sedangkan harus mengisi formulir yang memisah nama jadi 3 bagian?
Semalam saya dapat kiriman BBM dari seorang teman yang membuat saya
ngakak. Lihat saja foto formulir – entah formulir apa – di atas. Di
akhir pekan begini saya ingin berbagi ngakak dengan teman-teman di sini.
Pemilik nama merasa nama yang dia punya cuma 1 kata saja, maka dibaginya jadi 3 bagian. Nama lengkapnya SUWARNO, maka nama depan = SU, nama tengah = WAR, nama belakang = NO. Yups! Tak ada yang salah, kreatif malah. Nama taipan besar juga 3 kata Lien Sioe Liong, jadi Su War No tentu gak salah dong! Yang saya pikirkan, bagaimana kalau namanya Paijo? Painem? Jupri? Apakah jadi : Pa – I – Jo ; Pa – I – Nem ; dan Ju – Pe – Ri? Nah, itu terserah pada kreatifitas pemilik nama tentunya.
Selamat ngakak mumpung ngakak belum naik tarifnya mengikuti kenaikan harga BBM.
catatan ira oemar freedom writers kompasianer