posisi wamen dari satu sisi bisa meningkatkan kinerja didepartemen yang diwakilinya , namun hal ini mempersempit ruang gerak dirjen terkait.. demikian kata berbagai kalangan,, masa bodolah dengan statemen2 dan kritikan2 pengamat yang tak konstruktif. dalam pandangan saya pribadi , posisi wamen harus ada dipos2 kementrian yang amat membutuhkannya , namun mesti diperkuat dengan KEPRES guna menghentikan polemik ini. dan juga apa pula tugas pokok yang musti disandang si wamen tersebut. dilematis memang.. kita lihat pengangkatan menteri oleh kabinet gotong royong jilid II ini kental dan sarat muatan politisnya. sehingga orang2 yang sangat pantas menyandang dan bekerja sesuai kualitas dan kapasitas matang untuk posisi mentri beralih pada para "orang titipan"parpol. dan ini tentu berdampak pada regulasi kinerja sang "mentri titipan" ini. dan secara pandangan politik awam saya , melihat kelemahan ini dan atas dasar ini pula pak beye mengangkat wamen wamen, untuk balancingnya.. dan keuangan negara tentu saja akan terkuras akibat kabinet ini terlalu "ganduik". "sarawa sampik".
yusril ihza mahendra mengatakan kuatkan saja posisi mentri dengan orang2 yang berkualitas dan sesuai dengan posisi yang disandangnya , sementara MK (mahkamah konstitusi)menilai pengangkatan wamen yang diatur dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara tak melanggar konstitusi.polemik ini tentu akan terus terjadi bila pak beye tidak menelurkan KEPRES untuk mengatur dan menguatkan posisi wamen. disinilah kecerobohan pak beye.. dia jadi santapan empuk pakar hukum yusril ihza mahendra atas beberapa kecerobohannya. niat sibeye memang baik.. namun kita negara hukum, yg segala sesuatunya harus mengacu dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi dinegara ini, sebagaimana amandemen UUD 45.
posisi wamen tentu masuk jajaran kabinet.. dan kita lihat sendiri kinerja departemen2 dan badan2 negara serta kementrian yang ada.. apakah ada peningkatan? saya menilainya relatif.. namun dengan jajaran kabinet GANDUIK tersebut sangat membebani keuangan negara bila tak diiringi dengan kinerja dan gebrakan2 yang berdampak langsung pada kita masyarakat "badarai". seluruh fasilitas wamen tentu negara yang nanggung.. gaji, uang ini dan anggaran ini itu dan "antu balau" segala macam tentu kita yang bayar,, termasuk saya dan anda.. kita bayar pajak, merokok dll.. semua dipotong pajak. kita tak ingin uang yg kita berikan kepada negara mereka sia2kan dengan membentuk pos2 kementrian yang tidak berguna dengan mengangkat wamen yang setelah kita lihat hasilnya disitu kesitu juga
sibeye boleh saja membentuk kabinet dan mengangkat wamen. namun yang lebih penting bukan wamennya.. yang terpenting siapa mentrinya ! isilah dengan orang yang paling cakap dibidangnya.isilah dengan orang yang sudah mengusai bidang2 yang diamanahkan untuk posisi ini.. kalau posisi mentri dibagi2 oleh orang2 parpol , yakinlah... tak ada yang tak akan menyelatkan kepentingan kelompok mereka didalamnya.. pak beye cerdas, pintar dan jendral pula.. harus tegas! dengarkan aspirasi masyarakat indonesia.. jangan hiraukan lobi2 parpol jika pak beye punya cita2 ingin dikenang nantinya setelah tidak menjabat lagi.. dan bagi para penjilat yang sering mengeluarkan statemen politik ngawur yang membuat citra pak beye menurun .. "tokok kapaloe jo sanduak!"
catatan oyong liza piliang