saya menulis ini sembari menyuap nasi dengan sendok.. barusan saya menjemput kedua anak saya dan diperjalan mobil saya hampir saja menabrak pohon yg tumbang akibat hujan badai barusan.sembari menyuap nasi saya teringat percakapan saya dengan uda iwan piliang ketika saya habis mandi senja tadi via telepon.. iwan piliang menanyakan bagaimana tanggapan pemerintah daerah terhadap penanganan dua anak yang makan "kasiak" tersebut kepada saya.. dengan cepat pula saya menjawab pemerintah daerah disini kurang punya empati.. ketika berita mengenai anak malang ini diblow up media mereka baru turun tangan. dan saya mengibaratkan pemerintahan daerah dikampung kita ini ibarat "manunja buah kapunduang".. sebelum ditunja mereka bergelayut berumpun rumpun, dan "haram akan jatuh kalau indak busuak".. ketika dijuluk dengan "pinggalan" panjang, buah kapunduang tersebut "rareh" berserakan.. ini kiasan yang amat dimengerti uda iwan piliang.karena dia urang awak pula.. dan saya berbicara juga pakai bahaso minang.
saya menyuap nasi lagi.. saya memprediksi nasi sepiring ini akan habis setelah berita ini terposting dipariaman news.. kenapa? saya lebih banyak mengetik daripada menyuap .. samba kali ini adalah seperti biasa yg dibeli bini saya dipasar.. tahu, gulai lauak dan ikan asin serta samba taruang.. kenapa pemerintah dipiaman ini seakan2 tak punya empati kepada masyarakatnya? anda pasti punya jawaban masing2.. dan kalau jawaban saya ditanya.. mereka money oriented.. mereka memikirkan bagaimana caranya "untuang mereka kalapeh", mengejar pangkat, dan sibuk dengan segala aktifitas "birokrasi konyol" yg sudah basi.. mereka hanya terpaku pada pekerjaan normatif.. sehingga hal2 yang seharusnya jadi tanggung jawab mereka terabaikan. mereka hanya menunjukkan empati bila ada maunya. anda ingat bukan th 2008? tanpa diberi tau siapapun dimana ada kematian pejabat "galadirr" ini datang berduyun2.. siapapun yg mengundang mereka baralek pasti dia datang, dan "panggilannya" amplop yang tebal pula.. ini munafik namanya bung.. "cingauak pajatu.."
ketika kita lihat dan fakta mengatakan begitu banyaknya ketimpangan yg terjadi akhir2 ini dimasyarakat kita , katakanlah dana bantuan gempa yang pembagiannya "barede rede" yang patut dibayarkan hingga kini masih mereka tunda dengan berbagai alasan basi.. saya melihat sendiri fakta dana bantuan gempa ini . saya melihat banyak rumah penduduk miskin yang rusak sedang hingga berat hingga kini belum dibantu "saimih sirah".. dan yang lebih memilukan hati kita ,ternyata tetangga mereka yang rumahnya rusak ringan dan tergolong lebih mampu dari mereka menerima dana bantuan ini.. siapa yang harus bertanggung jawab??kemana hati nurani mereka?? adakah empati mereka??
silahkan anda jawab sendiri sambil melihat2 fakta yang bisa anda lihat disekeliling anda.. dan saya yang sedang makan ini , jadi hilang selera,,, sementara disana masih ada dunsanak kita yang kekurangan gizi.. busung lapar.. dan yang menangis akibat desakan ekonomi mereka yang tak mampu mereka tanggulangi sendiri.. sepertinya nasi dipiring ini akan lama habisnya...
catatan oyong liza piliang