Pernyataan SBY pada pertemuan Forum Pendiri Partai Demokrat tentang permintaan mundur untuk kader PD yang sedang bermasalah (korupsi) dan pernyataan Anas dalam sebuah wawancara dengan TV Swasta agar SBY meningkatkan kinerja pemerintahannya karena hal itu berpengaruh terhadap elektabilitas PD menjadi ramai sekali ditafsirkan oleh berbagai kalangan.
Tentu saja pihak PD selalu membela dan mencoba mengeluarkan hal-hal positip terkait kedua pernyataan kedua tokoh tersebut. Namun dari semua pendapat baik dari pengamat politik dan pembelaan pihak PD,ada sebuah pendapat yang baik yang perlu disimak oleh semuanya dari obrolan di warung kopi,apa itu?
Sebenarnya SBY dan Anas sedang main sandiwara politik…! Hah…? Mana bisa…? Ya,begitulah arti politik cerdas yang selalu menjadi salah satu motto SBY dalam setiap pidatonya dihadapan kader PD.
Pengertian cerdas menggambarkan upaya agar orang lain tidak tahu apa yang sedang dikerjakan oleh PD namun hasilnya akan sangat mengejutkan di kemudian hari.
Dengan memainkan sandiwara politik itulah SBY dan Anas sedang memancing opini dari semua kalangan,baik dari internal partainya maupun lawan-2 politiknya dalam menyikapi persoalan di internal PD yang ramai dibicarakan di media dan masyarakat.
Sandiwara Politik SBY & Anas
Namanya pertunjukan sandiwara,hanya sutradara sajalah yang mengetahui akhir dari ceritanya. Tetapi yang jelas kedua pemain utamanya adalah SBY dan Anas…! Para figuran adalah para kader PD sendiri. Cuman sekarang perlu disimak dengan cerdas oleh masyarakat adalah siapa sebenarnya sutradara dari sandiwara politik ?
Apa bukti adanya sandiwara politik? Singkat saja,sebenarnya sangat mudah bagi SBY dan Majelis Tinggi PD untuk membenahi PD yang dianggap elektabilitasnya turun,kalau memang faktor Anas,maka mereka akan sangat mudah mencopot Anas,dkk….sebab PD besar dan dipercaya sebenarnya karena faktor SBY yang menjadi tokoh sentralnya. Namun untuk mencopot Anas begitu saja tanpa sebuah keuntungan politik bagi PD dan SBY dengan menaikkan pamornya tentu itu adalah perbuatan bodoh. Oleh karena itulah diperkirakan dibuat skenario yang mengesankan pertarungan SBY dan Anas yang membuat opini masyarakat berkembang,seolah ada perlawanan dari Anas dan keinginan SBY untuk membersihkan PD dari kader yang korup. Namun bila opini dari masyarakat lemah dan biasa-2 saja,maka skenario untuk mencopot Anas tidak akan terjadi. Tetapi bila media sampai membuat seolah ada pertarungan SBY dan Anas,maka akhir cerita sudah bisa ditebak…..bisa jadi KPK akan mulai masuk dan menetapkan Anas sebagai tersangka dan SBY pun kemudian bertindak …! Pada akhirnya pamor PD akan menanjak kembali. Itulah anti klimaks dari sebuah cerita Sandiwara Politik yang dimainkan.
Oleh karena itu parpol lain yang menjadi lawan PD sebenarnya sudah mengetahui akan sandiwara politik tersebut. Mereka lebih bersikap dingin-dingin saja dan menjaga sikap untuk selalu berupaya mencari celah agar sandiwara politik tersebut tidak menjadi konsumsi masyarakat. Lihat saja bagaimana media yang dikuasai lawan politik SBY selalu menampilkan citra PD sebagai partai korup,bukan mempermasalahkan pertarungan SBY dan Anas. Karena semakin dibicarakan,keuntungan politik yang besar akan dinikmati oleh PD,sebab pencopotan Anas,dkk secara otomatis akan menaikkan pamor PD. Oleh karena itu wajar sekali bila parpol-2 lawan politik PD sepertinya juga mendukung Anas sebagaimana pernyataan yang pernah diungkapkan oleh seorang politisi Golkar yang juga menjadi salah satu ketua DPR RI. Semakin Anas diambangkan dan tidak ditangkap oleh KPK maka itu sebuah keuntungan bagi parpol lawannya PD. Namun bila Anas ditangkap begitu saja oleh KPK tanpa sebuah skenario politik yang bisa menaikkan pamor PD maka itu sebuah kesia-siaan bagi PD.
Jadi,ikuti saja sandiwara politik ini,enak ditonton dan perlu…!
catatan mania telo freedom writers kompasianer