14 tahun yang lalu,tanggal 21 Mei 1998 yang lalu presiden Soeharto mengundurkan diri setelah 32 tahun berkuasa. Pengunduran diri penguasa ORBA penuh dengan kontroversi sebagaimana pengangkatannya setelah kejatuhan presiden Soekarno.
Bagaikan sebuah kutukan yang mengandung karma,dimana dulunya Soeharto berkuasa karena demonstrasi Mahasiswa yang menginginkan Soekarno terguling dari kekuasaannya. Penggulingan Soekarno dicatat tinta sejarah yang berbeda-beda oleh para sejarahwan yang menulis dari berbagai sudut pandang dan nara sumber, buku-2 tentang jatuhnya Soekarno sudah terlalu banyak beredar dari sejak jaman Soeharto hingga saat kini, semuanya penuh kontroversi….!
Demikian pula dengan jatuhnya Soeharto, sekarang banyak beredar buku-2 yang mencatat kejatuhan Soeharto dengan berbagai nara sumber dan sudut pandang, semuanya juga penuh kontroversi…! Itulah karma…!
Sejarah Orde Reformasi baru 14 tahun berjalan,tetapi sejarah telah mencatat bahwa awal kejatuhan Soeharto adalah desakan dan kegerahan sebagian besar rakyat negeri ini yang diwakili oleh para pemimpin anti Soeharto dan Mahasiswa anak negeri ini karena KKN (Korupsi,Kolusi dan Nepotisme) yang dilakukan oleh penguasa Orba dan antek-2nya. Sejarah Reformasi sampai sekarang juga mencatat bahwa Soeharto dan keluarganya tidak pernah dinyatakan terlibat KKN,tidak ada satupun Keluarga Soeharto masuk bui karena dinyatakan KKN…!
Namun,bagaikan kena kutuk Pahlawan Reformasi yang sudah menghadap Sang Illahi,anak negeri ini yang dulunya menjatuhkan Soeharto sekarang berfoya-foya lebih dari keluarga Soeharto,mereka lebih menjijikkan dan rakus tidak kenal diri seolah kekayaan negeri ini hanya untuk dirinya sendiri dan kerabatnya demi sebuah kekuasaan.
Rakyat negeri ini juga terkutuk karena suka menerima uang haram para politisi demi sebuah demokrasi dengan memberikan suaranya untuk selembar uang 300 ribu Rupiah per bulan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai untuk sebuah kemenangan demi kekuasaan yang korup.
Kutukan KKN terhadap anak negeri ini sepertinya akan berlanjut sampai ada pertumpahan darah yang lebih besar sebagai penutup Karma . Sejarah jatuhnya Soekarno mencatat begitu banyak darah tertumpah sia-sia hanya sebuah kekuasaan,demikian pula dengan jatuhnya Soeharto didahului dengan darah dan kehancuran ekonomi karena kerusuhan rasialis yang membumi-hanguskan sebagian dari ibukota Republik Indonesia dan kota-2 lainnya di Indonesia. Kutukan dibayar dengan Karma …!
Akankah jatuhnya Orde Reformasi yang akan terjadi ini juga akan dibayar dengan Karma yang lebih menyeramkan dari jatuhnya ORLA dan ORBA…?
Satu-2nya jalan untuk terhindar dari kutukan KKN adalah melakukan revitalisasi terhadap moral para pemimpin bangsa yang harus dilakukan oleh para ulama dan rohaniwan yang masih mempunyai integritas terhadap Allah SWT.
Mereka jangan cuman jadi penonton dan pengamat yang berteriak-teriak saja di pinggir jalan dan mimbar,tetapi harus segera turun ke jalan memberi kekuatan moral rakyat terkutuk ini (yang doyan duit haram) agar kembali ke jalan yang benar. Barangkali bila diperlukan para ulama dan rohaniwan perlu berkorban untuk menghapus karma negeri ini,sebab mereka tidak pernah mengutuk….! Akanlah mereka berani berkorban?
Integritas adalah jawabannya…!
catatan mania telo freedom writers