Dajjal,Iblis,si Jahat atau Lucifer adalah sebutan yang umum digunakan oleh berbagai kalangan umat Islam & Nasrani dalam menyebut “lawan politik” Allah SWT atau Tuhan YME. Kenapa lawan politik? Sebab Visi dan Misi daripada iblis bertentangan dengan Visi dan Misi Allah dalam hal penciptaan,pemeliharaan manusia di bumi ini. Apa yang menjadi rencana Allah akan selalu dibalik dan dicegah oleh iblis.
Salah satu sebutan yang juga cocok bagi iblis adalah “bapak pendusta” ,sebab dialah yang membuat kebohongan-kebohongan dari sejak awal manusia jatuh dalam dosa. Diceritakan dalam kitab suci,bahwa Hawa akhirnya makan buah terlarang karena iblis membohonginya,dikatakan bila Hawa mau memakan buah tersebut maka Hawa akan menyamai Allah. Sejak itu,iblis selalu bekerja dengan kebohongan demi kebohongan untuk mengacaukan maksud dan tujuan Allah.
Di dunia politik dan hukum Indonesia pun sudah banyak yang menjadi pengikut iblis sebagai bapak pendusta,mereka para politikus dan penegak hukum yang korup menjadi pengikut iblis karena untuk menutupi kesalahannya maka terus menerus berbohong dengan mengatakan “Tidak Tahu….Tidak Pernah….Tidak Kenal…..” atau bahkan berani mengatakan “Katakan TIDAK pada Korupsi” padahal Korupsi…! Mereka inilah yang disebut sebagai para pendusta yang menjadi pengikut bapak pendusta.
Mengikuti aksi politikus yang diseret oleh Nazaruddin dalam berbagai kasus yang sekarang sedang diperiksa oleh KPK,baik kasus Wisma Atlet dan Proyek Hambalang,kita bisa mengetahui siapa yang sebenarnya menjadi pengikut bapak pendusta itu. Mereka inilah yang sekarang terus menerus berusaha menutupi kesalahannya dengan kebohongan-kebohongan. Yang satu mengatakan disuruh Ketua Fraksi Demokrat untuk mengurus pembebasan tanah Hambalang,tetapi yang menjadi Ketua Fraksi pada waktu itu mengatakan tidak pernah menyuruh. Terus yang menyuruh siapa? Setan? Atau tidak ada yang menyuruh tetapi mengaku disuruh?
Pengikut bapak pendusta juga bukan hanya para politikus dan penegak hukum saja,di bagian terkecil dalam sebuah komunitas yaitu keluarga saja sekarang sudah banyak yang menjadi pengikutnya. Kebohongan seorang bapak atau istri yang berselingkuh tetapi bisa menampilkan pribadi yang religius ,anak-anak yang berbohong dengan memakai narkoba tetapi menampilkan seorang anak yang alim,dsb. Orang-2 seperti inilah yang juga menjadi pengikut bapak pendusta.
Semakin hari terlihat pengikut bapak pendusta ini semakin banyak. Orang berpikir bahwa kejahatan atau dosa yang paling besar adalah menistakan Tuhan,berbohong adalah dosa kecil. Maka yang penting dalam hidup adalah terus membangun relasi dengan Tuhan dan berbohong adalah sesuatu yang lumrah karena merupakan dosa kecil. Inilah kesalahan berpikir manusia…! Tidak ada dosa besar atau dosa kecil dalam hal keberdosaan. Berbohong berarti kita menjadi pengikut bapak pendusta atau iblis. Artinya bila kita ber-Tuhan tetapi juga berbohong,maka sama saja kita mengabdi kepada 2 tuan.
Inilah yang mengakibatkan murka Tuhan,sebab manusia mengabdi bukan saja kepada Tuhan tetapi juga kepada iblis yang menjadi “lawan politik” Allah. Ini sama saja dengan menduakan Tuhan. Satu-2nya jalan yang terbaik untuk melepaskan diri dari bapak pendusta adalah bicara apa adanya,kalau tidak katakan tidak,kalau ya katakan ya,mengakui apa yang sudah dilakukan dengan bicara yang benar. Dengan demikian kita tidak mengabdi kepada 2 tuan.
Bagaimana dengan anda?
CATATATAN MANIA TELO FREEDOM WRITERS KOMPASIANER