Ketika Kampretos merilis thema Minimalist Photography untuk Weekly Photo Challenge
yang ke-8 minggu ini, saya sempat bingung. Bukan cuma bingung karena
“merasa” belum pernah memotret yang hasilnya minimalis, tapi juga
bingung akan mengangkat topik apa supaya tulisan yang saya posting
setidaknya bisa “berbunyi”. Dalam arti “nyambung” antara foto dan
tulisan sebagai sebuah tulisan di media citizen journalism, yang punya nilai informatif.
Akhirnya, saya coba bongkar hard
disk berisi file-file lama dan baru, yang dalam ingatan saya ada
foto-foto yang bagus, siapa tahu ada yang tanpa disadari sudah memenuhi
kriteria foto minimalis, yaitu hanya menampilkan 1 (satu) obyek secara
dominan plus latar belakang, dengan mengabaikan obyek-obyek lain yang
tak terlalu mendukung. Ternyata saya temukan beberapa foto saya saat
umroh tahun 2007 lalu, kebanyakan saya memotret menara dan kubah
masjid-masjid yang saya singgahi, fokus hanya pada obyek itu saja.
Bukankah obyek foto utama tak harus “kecil” seperti pada macro photography bukan? Yang penting konsepnya minimalis.
Berikut saya tampilkan foto-foto
jepretan saya. Uraiannya saya ambil dari beberapa sumber di internet,
seperti Wikipedia dan beberapa situs jurnal haji atau biro perjalanan
umroh dan haji.
1. MASJID RAYA BANDAR SERI BEGAWAN – BRUNEI DARUSSALAM
Perjalanan umroh saya saat itu
menggunakan maskapai Royal Brunei, sehingga kami mendapat “bonus” sehari
mampir di Bandar Seri Begawan, ibukota Brunei Darussalam, mendarat jam
10 pagi dan baru take off menuju Jeddah jam 12 tengah malam.
Pihak biro perjalanan mengantar kami berkeliling kota, termasuk tujuan
utamanya ke Masjid Raya Bandar Seri Begawan, yang merupakan salah satu masjid paling mengagumkan di Asia Pasifik, serta menjadi daya tarik wisata utama di Brunei.
Ciri khas yang paling mengagumkan dari Masjid ini adalah menaranya dari marmer dan kubahnya berlapis emas murni, serta dikitari oleh taman-taman yang indah dan air mancur yang gemericiknya memberikan nuansa sejuk meski di siang hari panas. Masjid
ini menjulang setinggi 52 meter (171 kaki) dan dapat dipandang dari
setiap sudut kota Bandar Seri Begawan. Menara masjid merupakan bagian
tertinggi dari masjid ini. Arsitekturnya memadukan “Arsitektur Mughal” dengan gaya Italia, memadukan secara unik unsur Renaissans arsitektur Italia dengan nuansa yang bernilai Islami. Bagian dalam ruangan masjid khusus untuk ibadah sholat bagi kaum Muslimin. Terdapat jendela kaca patri beraneka warna yang mengagumkan, pelengkung, separuh kubah, dan pilar-pilar marmer. Hampir seluruh bahan bangunan masjid ini diimpor dari luar negeri yaitu: Marmer dari Italia, batu granit dari Shanghai China, lampu kristal dari Inggris, serta karpet dari Arab Saudi. Yang jelas, kesan utama masjid ini sangatlah megah dan mewah.
2. MASJID QUBA
Masjid Quba terletak di
pertigaan jalan Quba dan jalan Express Mekkah – Jeddah atau jalan Al
hijrah, Madinah, Saudia Arabia. Masjid Quba adalah Masjid yang
bersejarah, karena masjid inilah masjid yang pertama dibangun Rasululah SAW pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Di Masjid inilah pertama kali diadakan sholat berjamaah secara terang-terangan. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar “takwa”, seperti tertuang dalam Surat At Taubah:108. Allah memuji masjid ini yang menjadi tempat salat para penduduk Quba.
Dalam hadist yang riwayatkan Tarmizi, Rasulullah pernah bersabda “barang siapa yang mengambil wudhu di rumahnya dan mendirikan salat di dalamnya, maka ganjarannya sama dengan umrah”.
Menurut cerita, hadist ini keluar setelah warga Quba menyampaikan
kepada Rasulullah bahwa warga Makkah sangat beruntung bisa melaksanakan
umrah setiap waktu di Masjidil Haram. Sehingga sejak itu masyarakat Quba
bisa mendapatkan pahala umrah setiap waktu dengan mendirikan salat di
masjid ini. Karenanya, jamaah umroh dari berbagai negara umumnya selalu
menyempatkan diri untuk sholat 2 rakaat di masjid ini, setelah terlebih
dahulu berwudhu dari hotel tempatnya menginap, untuk mendapatkan pahala
umroh.
Sebagai catatan : masjid Quba ini dikenal rawan dengan tindakan pencurian
dari orang tak bertanggungjawab yang memanfaatkan kekhusyukan jamaah
beribadah di dalamnya. Karena itu jika anda berkesempatan sholat di
masjid Quba, harap berhati-hati dengan barang bawaan anda,
jangan sampai lengah. Mungkin ada baiknya sholat bergantian dengan
keluarga/teman. Satu lagi, di dalam masjid Quba dilarang untuk mengambil foto.
3. MASJID DI KAKI JABAL UHUD
Jabal Uhud (Gunung Uhud) adalah
gunung batu berwarna kemerahan, tingginya hanya 1.050 meter dan terpisah
dari bukit-bukit lainnya. Berlokasi sekitar 5 kilometer sebelah utara
kota Madinah. Bentuk Jabal Uhud, seperti sekelompok gunung yang tidak
bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Sementara umumnya bukit di
Madinah, berbentuk sambung menyambung. Karena itulah, penduduk Madinah
menyebutnya Jabal Uhud yang artinya “bukit menyendiri”.
Di bukit inilah terjadi perang
dahsyat antara kaum Muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Di kawasan
Uhud itu, pertempuran spiritual dan politik dalam arti sebenarnya memang
terjadi. Ketika itu, pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama
dan kecintaan pada harta. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau
sekitar bulan Maret 625. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang
Syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan Rasulullah SAW pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu
menziarahinya hampir setiap tahun. Karena itu, Jabal Uhud menjadi salah
satu tempat penting untuk diziarahi oleh para jamaah umroh. Disunnahkan
ketika berziarah ke Jabal Uhud untuk memberi salam kepada para syuhada
Uhud serta mendoakannya.
Di kaki Jabal Uhud ini terdapat sebuah masjid yang saya tampilkan fotonya berikut ini.
4. MASJID QIBLATAIN (DUA KIBLAT)
Masjid ini mula-mula dikenal dengan
nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas
rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas
Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah
bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
Pada permulaan Islam, orang melakukan sholat dengan kiblat ke arah “Baitul Maqdis” (nama lain dari Masjidil Aqsha) di Yerusalem/ Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah “Masjidil Haram” di Mekkah. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu Dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah sholat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah sholat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144. Setelah turunnya ayat tersebut di atas, Beliau menghentikan sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
5. MASJID NABAWI
Masjid Nabawi adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, karena merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba dan menjadi tempat makam Beliau dan para sahabatnya. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Islam setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsha si Yerussalem. Masjid Nabawi dibangun sejak saat pertama Rasulullah SAW tiba di Madinah, yaitu di tempat unta tunggangan Nabi SAW menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW. untuk dibangunkan masjid dan tempat kediaman Beliau
Dalam hadis Rasulullah SAW
disebutkan keutamaan 1 kali sholat di Masjid Nabawi lebih besar
pahalanya dari 1000 kali sholat di masjid yang lain kecuali di Masjidil
Haram. Sebab 1 kali sholat di Masjidil Haram lebih utama pahalanya dari
100.000 kali sholat di masjid lainnya.
Salah satu bagian Masjid Nabawi ada yang terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Raudlah terletak di antara mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah SAW. Rasulullah saw. dimakamkan di tempat meninggalnya, yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah RA, istri Rasulullah SAW. Kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab.