ketika mengawali tulisan ini saya teringat beberapa minggu yg lalu ketika suatu malam saya ditelpon dengan nomor hiden... biasanya saya bisa melacak setiap no hiden yg masuk keponsel saya dengan aplikasi yg saya download lewat internet. namun kali ini berbeda.. saya menyerah dan programer saya juga mengakui bahwa penelpon ini punya teknologi ITE yg mumpuni. saya ditelpon kira2 jam 11 malam, suara penelpon ini jelas sekali dari intonasi bicaranya punya skil investigasi yg amat tinggi serta ilmu hukum yg mumpuni.. ketika hp saya berdering saya agak ragu juga mengangkatnya karena no penelpon yg disembunyikan ini, namun entah kenapa sepertinya hp saya punya magnet buat menarik tangan saya untuk mengangkatnya.. dan suara penelpon yg tertata rapi dan intonasi nada bicara yg baru kali ini saya temukan berkata "jajaran kepolisian sumbar sekarang ini sedang lagi dibidik ! kenapa anda memberitakan yg baik2 saja tentang polresta pariaman? berapa anda dibayar kapolres?" demikian kata2 pembuka yg masih saya ingat hingga kini.
dengan cepat pula saya menjawab saya tak dibayar serupiahpun hingga kini oleh kapolres.. mengenai pemberitaan saya disitus saya adalah fakta adanya. dan iklan baner polresta pariaman memang saya yg memasang untuk mensosialisasikan paradigma baru wajah kepolisian diresor ini.. dan saya menyadari sebagai jurnalism freedom writers bahwa baru kali ini wajah polresta pariaman terlihat humanis semenjak kepemimpinan kapolres saat ini. dan masyarakat berhak tau.. dan kewajiban saya sebagai warga pariaman untuk mensosialisasikannya dan menghimbau masyarakat kota ini lebih taat hukum dan lebih tertib dalam berlalu lintas sesuai aturan yg ada..melalui media ini. sebab sejak kepemimpinan kapolres saat ini saya diberi tau oleh masyarakat sendiri bahwa ketika mereka tak punya SIM sepeda motor, polantas tak menilangnya dan mengantarkan orang tersebut kepolres untuk membuat SIM dan menelpon orang tua orang tersebut agar membayar administrasi pembuatan SIM ini. demikian jawaban saya yg sangat benar adanya.. dan bisa saya pertanggungjawabkan. kemudian sipenelpon menanyakan kepada saya apakah saya kenal kapolres kota bukittinggi? dan ia mulai memainkan ilmu "perangkapnya" dengan mengungkapkan fakta2 pelanggaran HAM disana dan juga wilayah resor sijunjung. saya menjawab bahwa berita itu benar dan saya juga mengetahuinya melalui pemberitaan media2 lokal dan nasional.. namun saya tak mengantongi fakta yg ada sehingga saya belum bisa memposting berita tersebut. namun saya yakinkan penelpon tersebut bahwa saya selalu mengikuti perkembangan kasus itu.. namun saya tak mengenal secara personal kapolres bukittinggi. dan penelpon yg saya acungi jempol tersebut dalam hal intonasi suara dan ilmu investigasinya menutup pembicaraan dengan kalimat " terimakasih atas waktunya, selamat malam dan selamat beristirahat" dengan nada tegas dan sopan..
intonasi bicara orang diseberang sana saya acungi jempol.. mudah2an beliau membaca postingan saya ini..dia kelihatan pakar dalam ilmu kepolisian dan sangat amat ahli dalam ilmu komunikasi investigasi. namun karena landasan saya fakta maka hal ini tak membuat saya grogi.. dan esok harinya bpk kapolres akbp bondan widcaksono sh sik menelpon saya ketika lagi menyetir mobil kebukittinggi. sebab malamnya saya telpon beliau.. dan tak diangkat.. rupanya beliau sudah tertidur mengingat sudah larut malam.. saya komfirmasi tentang hal ini.. dan beliau mengamini memang betul jajaran kepolisian SUMBAR lagi "dibidik" oleh pihak2 pemerhati kepolisian nasional. mereka bukan orang sembarangan.. dan pak kapolres juga akan berusaha terus untuk meningkatkan pelayanan kamtibnas pada wilayah resor yg dipimpinnya.. dan ia juga mengatakan bahwa fakta akan selalu benar dan memang demikianlah kepemimpinan dan wajah kepolisian yg saya inginkan.. demikian point dari pembicaraan ini yg saya tangkap dari beliau.. dan saya yg selalu kritis dalam pemberitaan jika bertemu kebenaran juga tak sungkan2 pula memblowupnya tanpa tendensi apa-apa..prinsip hidup saya adalah siap dan tegas mengatakan perihal ketidak adilan , ketidak benaran, dan memperjuangkan nilai2 yg saya anggap benar.. dan jika suatu fakta dihadapkan kesaya.. tanpa disuruhpun saya akan memberitakannya.. ibarat pepatah tak perlu menyuruh labai ke juma'tan..
catatan oyong liza piliang