TOPENG Betawi (sumber : jakartakita.com)
Angie : TIDAK, Yang Mulia.
Saya TIDAK PUNYA bebe, Yang Mulia.
Itu BUKAN bebe saya, Yang Mulia.
Mahyudin : Saya LUPA, Yang Mulia. Cuma ingat makanannya saja, udang gede-gede.
Anas : Saya TIDAK menyuruh Mulyono.
Saya TIDAK TAHU soal proyek Hambalang
Sang Guru : Cut!!! (sambil tepuk tangan, lalu acungkan jempol)
Bagus anak-anak! Ekting kalian makin bagus saja. Penguasaan kalian untuk melafalkan TIDAK, BUKAN, LUPA, TIDAK TAHU, sudah cukup kompak.
Mulyono bolos latihan aja, makanya dia TIDAK kompak.
Murid-2 : Jadi bagaimana Guru?!
Sang Guru : Sementara latihan cukup sampai di sini. Latihan berikutnya menyesuaikan dengan jadwal show dari Ka-Pe-Ka. Paham?
Murid-2 : Paham, Guru!!!
Sang Guru : Nah, sekarang kita evaluasi penampilan kalian pada show yang lalu.
Angie, kamu masih sering gugup. Body language kamu belum perfect! Kamu terlalu sering menunduk dan membuang pandangan saat beradu tatapan mata. Lain kali kamu harus lebih pede.
Angie : Baik, Guru, sekarang saya
sudah lebih banyak latihan. Di tempat kost saya sekarang kan saya gak
punya banyak acara.
Sang Guru : Bagus! Nanti, show berikutnya saya harap ekting kamu sudah sempurna.
Sekarang kamu Mahyudin. Ektingmu untuk peran LUPA terlalu banyak cengengesan. Gak baik itu, nanti penonton tak percaya kamu LUPA. Masa lupa materi meeting tapi kamu ingat menu suguhannya. Lihat saja, si Nazar aja sampe ngakak!
Mahyudin : Tapi.., Guru, saya kan
menyesuaikan dengan musik latarnya. “LUPA! LUPA.., LUPA.., LUPA.., …
LUPA.., LUPA…, rapatnya. Ingat! Ingat.., ingat…, ingat.., Cuma ingat
makannya!
Sang Guru : Ya, tapi kamu harusnya cari
improvisasi yang lebih tepat. Kamu kan paling senior, sudah Profesor
pula. Nanti penonton makin yakin kalo Bengkel Teater kita ini memang
tamak. Ingatnya cuma “MAKAN” apa saja.
Terakhir, Anas! Ekting kamu di show kemarin nyaris sempurna! Hebat ekspresi kamu. Cuma Eyang Soeharto – The Smiling General – yang bisa menampilkan wajah setenang itu, meski di belakang bilang “bereskan!”.
Sayangnya, kemarin itu ada yang ektingmu yang sedikit lebay.
Anas : Apa itu, Guru?!
Sang Guru : Kamu lebay, pake acara lesehan, ketawa ngakak, ngomong dengan intonasi tinggi. Itu TIDAK sesuai dengan citra kamu selama ini : KALEM! Jadi kesannya kemarin itu malah BUKAN kamu.
Anas : Baik, Guru, saya akan kembali jadi The Calm Face.
Sang Guru : Oke, sekarang kalian boleh pulang. Tapi ada Pe-eR : di rumah kalian harus banyak berlatih di depan cermin.
Murid-2 : Tapi…, Guru, kami TIDAK BISA bercermin!!!
Sang Guru : Hei, sudah! Stop! Latihan sudah selesai.
Murid-2 : Tapi kami memang TIDAK PUNYA cermin, Guru!!!
Sang Guru : Hei, ini serius, berhentilah berkata TIDAAAKK!!!
Murid-2 : Ini seribu rius Guru, kami benar-benar TIDAK BISA bercermin karena TIDAK ADA cermin. Bahkan Guru pun TIDAK BISA kami jadikan cermin.
Kami cuma bisa KATAKAN TIDAAAKK…, pada…(hal)….
Sang Guru : Gubraaaaakkk!!!
(selamat siang semuanya…, selamat beraktifitas, bukan ber-akting)
catatan ira oemar freedom writers kompasianer