film the untouchables sudah berulang2 kali saya tonton. alcapone yang dibintangi oleh aktor besar nan kharismatik robert deniro sebagai alcapone dan kevin costner sebagai elliot ness ini selalu saya berkonsentrasi setiap menontonnya. padahal sudah berulang2 pula film ini saya tonton sebelumnya.alcapone yg sangat masyur diera th 30an memang sangat hampir mustahil dijamah hukum era itu di chicago amerika. dia menguasai segala2nya.. polisi dan kejaksaan negara bagian itu "alahnyo bali tangkuraknyo" oleh "big al". dia melenggang mulus, trik2nya sebagai mafia legendaris memang sangat memukau. ketika elliot ness yg pada akhirnya orang pertama yg bisa memenjarakannya sering dikecohnya akibat informannya ada dimana2.. elliot ness bukanlah seorang polisi atau FBI. disinilah letak uniknya sejarah alcapone yg "ditanjur" pada akhirnya oleh seorang yg bukan dari aparat penegak hukum.Ness yang memiliki gelar Sarjana Hukum dan Master dalam kriminologi bukan merupakan anggota kepolisian. Dia merupakan pegawai Departemen Keuangan AS yang bertugas di “Prohibition Bureau” pada masa diberlakukannya “Volstead Act” yang melarang peredaran, penjualan serta produksi minuman yang mengandung alkohol.
Pemberlakuan “Volstead Act” pada dekade 1920 an hingga awal 1930 an ternyata malah memberi peluang bisnis bagi Al Capone yang memiliki banyak lokasi tersembunyi untuk melakukan penyulingan dan penjualan alkohol. Bisnis Capone berkembang pesat karena banyak pejabat kepolisian dan “Prohibition Bureau” berhasil disuap olehnya. Capone yang juga memiliki julukan Scarface Al juga tidak segan-segan membunuh lawan-lawannya. Pendek kata, pada saat itu Capone benar-benar menjadi sosok yang tidak tersentuh oleh hukum. Lama-kelamaan sepak terjang Al Capone mendorong Herbert Hoover yang menjabat sebagai Presiden AS pada saat itu untuk bertindak. Perlu diketahui, Presiden AS yang ke 31 ini tidak ada hubungan darah dengan tokoh FBI yang legendaris, yakni J. Edgar Hoover walapun memiliki nama keluarga yang sama.Karena Capone kerap melakukan pelanggaran “Volstead Act” yang menjadi yurisdiksi Departemen Keuangan, Presiden Hoover akhirnya memutuskan untuk memberikan perintah kepada Menteri Keuangan guna mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka perang melawan “raja” para penjahat dari Chicago tersebut.Kala itu Menteri Keuangan dijabat oleh Andrew Mellon yang segera menindaklanjuti perintah itu dengan melancarkan dua strategi. Pertama, mengumpulkan bukti-bukti penghindaran pajak yang dilakukan Al Capone. Strategi ini dilancarkan karena Capone ditengarai memiliki kekayaan berlimpah namun tidak pernah membayar pajak. Kedua, menyelidiki pelanggaran ketentuan-ketentuan Volstead Act yang telah dilakukan oleh Al Capone.
Pilihan untuk mengepalai
penyelidikan atas pelanggaran “Volstead Act” akhirnya jatuh pada Eliot
Ness. Pegawai Departemen Keuangan ini dipilih karena kejujuran,
integritas dan keberaniannya. Selanjutnya kita tentu sudah
mengetahui bagaimana akhirnya tim Eliot Ness yang dikenal sebagai “The
Untouchables” berhasil menjebloskan Al Capone ke dalam penjara. Prestasi
Ness ini dipandang fenomenal sehingga kisahnya kerap difilemkan. Film
tentang Ness yang terkenal adalah “The Untouchables” yang dibintangi
Kevin Costner dan disutradarai oleh Brian De Palma dan anda mungkin sudah menontonnya juga sebagaimana saya...
Satu fakta sejarah
penting dari kasus Al Capone yang dapat diambil sebagai pelajaran adalah
keputusan Presiden Herbert Hoover untuk tidak begitu saja membiarkan
penanganan kasus itu kepada Polisi Chicago. Pada era tersebut,
Kepolisian Chicago dihinggapi penyakit korupsi yang lumayan akut. Banyak
aparatnya yang takluk karena uang Al Capone. Fakta ini benar-benar
dipahami oleh Sang Presiden. Oleh karena itu Presiden
Hoover memberi perintah kepada salah satu menterinya untuk bertindak.
Keputusan ini dalam logika ketatanegaraan bukan merupakan satu bentuk
intervensi terhadap sistem peradilan pidana (criminal justice system),
melainkan suatu bentuk pelaksanaan pengawasan dan pengendalian seorang
kepala pemerintahan terhadap pejabat yang berada di bawahnya. Dalam hal
ini Presiden Herbert Hoover melaksanakan pengawasan dan pengendalian
terhadap tugas dan kinerja menterinya.
eliot ness sebelumnya jadi bahan tertawaan oleh departemen kepolisian sana. namun karena semangatnya dan mental baja serta kemauan dan tekat kuat demi melihat seorang ibu yg datang kekantornya, mengatakan bahwa anak gadis satu2nya meninggal akibat bom yg dilakukan anak buah alcapone dalam sebuah aksi dikedai penjual sarapan pagi dan juga minuman bir. pemilik kedai yg menolak bekerja sama dg alcapone juga terbunuh dalam peristiwa itu bersamaan dg pengunjung kedai lainnya dan anak ibu tadi yg hendak membeli sarapan buat ibunya.., hal ini membuat ness teringat pula akan anaknya yg seusia anak ibu tsb. hal iniliah yg mencambuknya.. dia menguatkan tekad.. alcapone harus dijerat, apapun resikonya.. dia tidak bisa dimaafkan.. begitulah kira2 ekspresi kevin costner ketika memerankan tokoh eliot ness dalam adegan ini .. jika kita belajar dari sosok eliot ness ini, kita bisa memahami bahwa segala sesuatu yg berawal dari niat yg tulus dan demi kemanusian.. serta integritas moral yg sangat dia junjung tinggi..keberanian berazaskan kebenaran.. niscaya yg dikatakan orang tak mungkin terbantahkan.. penegak hukum di indonesia hendaknya belajar dari sosok ness ini.. dan saya ingat pula kalimat kutipan dalam sebuah film lainnya.. jangan pernah mempercayai kata orang yg mengatakan bahwa anda tidak bisa melakukan sesuatu..
catatan oyong liza piling