peristiwa yang terjadi pada selasa sore pada hari selasa 29mei 2012 ini sungguh amat menyentakkan publik diseluruh indonesia, bagaimana tidak bukankah TNI sudah dikembalikan pada tugas pokoknya dalam menjaga kesatuan NKRI baik dari ancaman luar maupun dari dalam.dewan pers melayangkan protes keras kepada mabes TNI AL terkait penganiayaan terhadap wartawan dipadang kemaren, begitu juga dengan ketua DPR RI dan ketua DPRD SUMBAR. kedua lembaga legislatif tingkat pusat dan provinsi sumbar ini juga telah mengundang komandan2 marinir tertinggi dipusat dan daerah sumbar. hal ini tentu kita kaji kenapa hal yang sangat kita sesalkan ini sampai terjadi. Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono juga meminta maaf atas kejadian tersebut.
sebagaimana diberitakan padangekspres
"sebelumnya,
dalam penertiban kafe liar dan warung tempat mesum, 10 wartawan, dan
sejumlah warga, termasuk salah seorang anggota DPRD Padang menjadi
korban kekerasan oknum Marinir. Selain itu, tiga sepeda motor milik
warga dibuang ke laut. Kamera dan peralatan kerja wartawan dirusak
dan dirampas.
Belasan oknum Marinir menghadang
rombongan warga dan wartawan serta tim gabungan (Satpol PP, TNI,
polisi), usai melakukan penertiban atau pembongkaran kafe liar dan
warung tempat mesum di kawasan Bukit Lampu. Dalam penertiban ini,
ratusan pondok tempat mesum dirobohkan lalu dibakar. Oknum Marinir
yang melakukan kekerasan tersebut diduga kuat membeking kafe liar,
dan warung-warung tersebut. Tapi Panglima TNI membantahnya"kutipan dari padang ekspres "Di Jakarta, meski meminta maaf, Panglima TNI menyatakan bahwa kekerasaan yang dilakukan oknum Marinir bukan kesengajaan dan bukan pula penganiayaan. Menurutnya, kejadian itu karena ada pemilik warung yang punya saudara salah satu anggota Marinir. Namun, Agus menegaskan, hal tersebut (kekerasan) tidak seharusnya dilakukan anggota Marinir."apapula ini namanya? kalau minta maaf jangan pakai kalimat bersayap. akui saja dan proses sesuai dengan ketentuan UU MAHMIL yang berlaku..meskipun panglima TNI membantahnya hal ini sangat berbeda dengan fakta yang ada dilapangan , dimana hal ini benar2 terjadi dan merupakan fakta aktual. kenapa minta maaf kalau masih membantah fakta yang ada? LBH padang dan kepolisian mempunyai bukti kuat tentang peristiwa yang sangat memalukan ini.
cara2 lama seperti ini sangat bertentangan dengan TAP MPR dan tugas tugas pokok TNI. oknum2 ini digaji bukan untuk "membinasakan " orang orang yang seharusnya mereka lindungi dan bukan pula untuk bentrok dengan aparat negara lainnya. cara2 seperti ini sangat kita sesalkan sekali, sangat mencedrai amanat reformasi yang telah tertuang dalam TAP MPR RI, majelis tertinggi direpublik ini.
dan kutipan lainnya dari padang ekspres "penertiban kafe liar dan pondok-pondok tempak mesum sebetulnya juga didukung Lantamal. Pada 30 Desember lalu, dia mengirim surat kepada Wali Kota Padang Fauzi Bahar untuk operasi penegakan ketertiban masyarakat (Gaktibmas) terpadu di kawasan yang sering dijadikan tempat aktivitas maksiat.
kutipan lain dari padang ekspres..
“Gatot Subroto yang merupakan Komandan Lantamal II Padang itu menegaskan Jadi itulah bukti kami tidak akan
memberikan toleransi kepada oknum yang membekingi para pemilik
warung esek-esek, karena sudah komitmen kami menjaga dan melestarikan
wisata maritim di sepanjang Pantai Padang, Bukit Lampu dan Pantai
Bungus,” tuturnya seraya memperlihatkan suratnya yang ditujukan
kepada Wali Kota Padang." nah.. ini sangat kontraproduktif sekali dengan ulah oknum2 yang tidak bertanggung jawab ini.. komandan lantamal II ini secara ksatria mengakui kesalahan anak buahnya , dan tentu hal ini juga patut kita tunggu tindak lanjut kasus ini sampai tuntas..pernyataan komandan lantamal II ketika diundang pimpinan DPRD SUMBAR ini sedikit mengobati kekecewaan atas pernyataan panglima TNI seperti kutipan diatas.
disini kita lihat bahwa marinir juga bahu membahu dengan pemko padang dan aparat kepolisian dalam menjaga dan melestarikan wisata maritim yang ada dikota padang, dan itu ada surat pernyataan tertulisnya. yang jadi pertanyaan kita apakah oknum2 tersebut tidak menyadari/atau tidak tau? sangat tidak mungkin.. ini suatu pembangkangan ! melawan perintah atasan secara frontal.. dan sebagai anak seorang mantan prajurit TNI saya sangat mengutuk aksi main hakim yang dilakukan oknum2 marinir ini! proses dan pecat saja !
catatan oyong liza piliang