ini bukan hal baru ditanah air,pasangan baik gub dan wawagub,bup dan wawabup serta wako dan wawako. kenapa hal itu bisa terjadi? ketika mendaftar di kpu alangkah mesranya.. kami pasangan yg serasilah.,kami akan berbagi tugas sesuai amanat uud lah dan lain2. namun aplikasi dilapangan jauh panggang dari api.kita lihat contoh wagub dki yang mengundurkan diri dan mau melaporkan foke ke kpk. kemudian wakil bupati yg juga mantan pemain sinetron dicky chandra mengundurkan diri dari jabatannya karena tak sehaluan dengan bupati,. dan masih banyak contohnya lagi.
apa pemicunya? dalam hal ini kita perlu meng investigasi langsung dengan lebih mendalam. namun dari desas desus terkait tarik menarik parpol pengusung yang ikut andil didalamnya. belum lagi bawahan lebih suka 'menjilad kepada kepala' dibanding wakilnya.hal tersebut tentu mempengaruhi roda pemerintahan suatu daerah baik provinsi,kota dan kabupaten. bersatu aja lagi keteteran apalagi tidak sejalan.. masyarakat tidak bisa menerima hal ini apapun alasan dan logika politiknya,mereka dipilih sepaket. dan tugas pokoknya diatur jelas dengan uu. wakil bukanlah anak buah kepala,tetapi mitra kerja yang berimbang, tidak ada istilah persentase pembagian tugasnya.karena tugas2 pokoknya sudah diatur dengan jelas.
jika hal ini sering terjadi masyarakat tentu bertanya2 apa penyebabnya.kenapa pilkada tidak memilih kepala daerah dan sekretaris saja ,sebagaimana di organisasi. kan jadi ngelantur opini masyarakat dalam menyikapi opini tentang hal ini. contoh yang bagus ketika sby berpasangan dengan jk. mereka berjalan dan bermitra duduk sama tinggi dalam mengatur roda pemerintahan . sby tak pernah mengatur2 jk. karena jk tipikal pemimpin yang agresif dan tau apa yang dibuatnya. bagaimana dengan gubernur yang pecah kongsi dengan wakilnya.. disini saya menjamin kepala dinas tentu akan merapat kegubernur dibandingkan wagub. didepan wagub dia bermanis2 pula.. hal itu sama bila pecah kongsi terjadi dikabupaten dan kota,. bagaimana roda pemerintahan akan maju sementara urusan dalamnya saja tidak bisa mereka selesaikan! kompaklah lagi..
rakyat tau dan memantau. apa yg takbisa disidik diera keterbukaan informasi publik sekarang. asal tidak melanggar HAM kita bisa saja mengetahui tanpa banyak bertanya. karena sudah menjadi rahasia umum. bagaimana dengan pariaman?? nanti akan kami kupas dalam koran fisik investigasi realitas secara matang berimbang dan tanpa ada tendensi politik.
catatan oyong liza piliang
follow twitter @oyongliza76