tak berselang lama saya membaca keluarga ratu atut yang sempat diblowup media tentang kerabat2nya yang dituding sebagian aktivis memanfaatkan jabatan ratu atut dalam memuluskan usahanya, dalam memenangkan tender diprovinsi banten,.saya kembali teringat kekampung halaman saya. ratu atut sebelum jadi gubernur keluarganya memang sudah kaya raya. iparnya yang cantik jelita ibu airin yang terpilih jadi bupati tangsel saja kekayaannya ratusan milyar rupiah. baru iparnya, atau suami adiknya yang tak lain seorang pengusaha.berapa pula kekayaan ratu atut?untung hal itu tak ditulis dimedia yang saya baca.
apakah disini juga sama, apakah kerabat pimpinan daerah kota dan kab pariaman juga demikian?jawaban rasionalnya adalah begini, sebelum menjadi pimpinan daerah kerabat2 tersebut memang pengusaha juga. namun tak jauh beda dengan teman2 saya yang juga kontraktor menengah pada umumnya. untuk mendapatkan proyek sederhana sekali setahun, perjuangannya mati2an. kadang sampai tidak"pacah talua" dalam satu tahun anggaran proyek pemerintahan. yang diera kepemimpinan sebelumnya, bendera kerabat pemimpin dimasa itulah yang sangat berkibar. kerabat pemimpin sebelumnya yang pns malahan diberikan jabatan yang tak sesuai dengan basic yang dikuasainya. siapapun tau itu adalah budaya KKN .
budaya KKN ditingkat nasional sudah mulai diminimalisir, karena ketatnya kontrol media ditingkat pusat.belum lagi hal itu nantinya membuat celah bagi lawan politik untuk membabatnya. dipusat sekarang ini sudah mulai jarang kita dengar. meskipun ada, media cepat2 memblowup dan lawan2 politik mengeluarkan statement pedas yang membuat urung kerabat para menteri/pejabat tinggi untuk bermain. malah barusan kemaren coel malaranggeng, adik kandung menpora kena sentil keras juga terkait proyek di kemenpora.
didaerah, kontrol media kurang ketat memperhatikan budaya KKN ini. semua tau, sudah menjadi gunjingan publik dimana2. bukannya jurnalisnya yang kurang cakap, namun sebagian oknum jurnalis memanfaatkan pula, meredam berita ini tentu dengan 'peredamnya'. kerabat2 tersebut tentu menjelma menjadi top level disini. kaki tangannya pun banyak. usaha yang dia garap maju pesat.bagi para penjilat akan merapat kesini, dan kebagian jatah juga.sedangkan yang berjalan lurus ada pula yang masih eksis karena kinerjanya dinilai bagus. dan banyak juga kontraktor yang malang diera kepemimpinan kepala daerah sekarang.dia yang dulunya berkibar direzim sebelumnya sekarang terbenam kepalanya "masuak luluak" dan beralih usaha dan bahkan ada yang meninggalkan daerah ini.kena karma dia rupanya//
budaya2 KKN begini adalah budaya musiman, jika dipihak dia tetap berkuasa tentulah dia akan begitu seterusnya, dan jika estafet kepemimpinan misalnya berpindah tangan, benderanya akan roboh dan berganti bendera2 baru. kerabat2 kepala daerah yang baru pula yang berkibar. hal inilah yang harus kita matangkan dari sekarang. kita jangan terjebak dalam pragmatis sempit dalam memberikan hak suara kita.kita jangan lagi menilai sianu belum pantas karena selama ini belum berbuat apa2 untuk kita.. wajar perkataan yang demikian, namun jejak rekam seseorang tidak akan pernah disembunyikan ,, bak pepatah "emas lantjung tak perlu disepuh, kilat tembaga kelihatan juga" siapa yang bisa membuat program2 bagus untuk pariaman kedepan perlu kita simak,apresiasif apakah itu janji atau paparan program yang bila diaplikasikan akan berdampak nyata buat kemajuan kita bersama. apa pula hal sukses yang pernah ia lakukan sebelumnya?kita punya banyak waktu mengamati dari sekarang.
kita boleh saja berdunsanak, namun untuk kemajuan dan pembangunan suatu daerah berikanlah pekerjaan itu kepada ahlinya.fair play dalam tender. jika kerabat kita menang fair play dan kerjaannya bagus tentu tidak akan ada orang yang 'mencikarokan'. namun yang kita lihat, fakta bukti dilapangan jauh sekali dari hal itu. tender yang diatur sangat ketatnya melalui perpres 2010 dan kepres 2003 gampang sekali dikolaborasikan dengan panitia. aturan yang dibuat pemerintah sedemikian sudah bagus, namun SDM yang mengurusinya juga bermental penjilat. kapan daerah ini akan maju2nya? sudah APBD kecil PAD apalagi.. istri saya termasuk koponakan mendiang bupati alm ANAS MALIK. ketika kepemimpinan mamaknya kakak tertua istri saya malah pindah kementawai membuka usaha (berdagang yang tidak ada hubungannya dengan pemerintahan).. padahal mamaknya bupati diwilayah yang begitu luas. malahan keponakan alm ANAS MALIK yang tukang baruak tetap bersepeda dengan beruknya mencari nafkah.. tentu hal ini ketegasan dari alm ANAS MALIK kepada kerabat2nya.. dia jadi bupati bukan untuk memperkaya diri akan tetapi untuk MENGABDI DENGAN SEPENUH HATINYA!
CATATAN OYONG LIZA PILIANG
follow twitter @oyongliza76