ini saya alami sendiri , sebagai aktivis muda dikota kecil saya inii ,kami pernah menangani berbagai kasus,baik pendamping,bahkan sebagai penggugat .
saya contohkan ketika penganiayaan seorang napi dilapas 2b pariaman yg dilakukan kplp bersama 3 rekan petugas lainnya. ketika kakak korban mengunjungi korban bernama dodi putra hardison 18th alangkah terkejutnya dia melihat kondisi adiknya,kulit punggungnya mengelupas karena ditendang sambil jalan jongkok oleh kplp dkk.tidak menerima perlakuan itu dan melaporkan hari itu juga ke polresta pariaman. apa yg didapat? malah dia disuruh pulang oleh polisi itu karena tidak membawa bukti.
kakak korban yg bernama lira rahma avivi 23th tidak patah semangat keesokan harinya dia melapor ke LBH dan KOMNAS HAM SUMBAR dan kepada saya yg dia tau dari orang keorang. mendengar laporan kejadian yg diceritakannya membuat saya marah besar! ditemanin beberapa teman dari LSM LIMBUBU saya datangi rumah kalapas agar dia secara jantan menyerahkan anak buahnya untuk diproses. saya sempat adu mulut dan adu argumen dengan kalapas 2b pariaman tentunya dgn argumen dan materi tentang UU LAPAS yg langsung saya bentangkan dihadapannya.. dia berjanji waktu itu akan mengusut kasusnya sampai tuntas.
saya sebagai kuasa penyambung lidah keluarga korban terus berkoordinasi dgn teman2 di LBH PADANG dan mereka turun langsung ke lapas bersama KOMNAS HAM SUMBAR, dan hasil investigasi memang ditemukan bukti dan pengakuan kplp dan dodi sebagai korban.
hasil investigasi itu saya bawa kakak korban untuk melapor kembali kepolisi dan langsung saya yg menemani,dengan sigapnya polisi memproses laporan vivi , ini berbeda dgn sebelumnya,,media sudah mulai tau , metro tv juga memberitakan. pertanyaan saya apa jadinya kasus ini seandainya tidak dilaporkan vivi kepada LBH DAN KOMNAS HAM? bisa ditebak ,dodi akan tetap dgn kondisiya tanpa pengobatan dilapas dan polisi tentu tak akan menyidiknya.. pihak lapas 2b telah memindahkan 2petugasnya ke kanwil .
sementara kalapas dgn kplp mendatangi rumah dodi untuk meminta maaf atas apa yg terjadi dan bersedia mengganti rugi biaya pengobatan dll.
ada lagi empat anak dibawah umur mencuri es connelo sandal dan rokok yg kalau ditotal jumlahnya hanya rp.80rb. mereka ditahan dipolres pariaman juga. hari itu pihak keluarga telah mengganti rugi kepemilik toko. dan sudah membuat surat pernyataan damai dan minta anak ini dibebaskan demi hukum karena anak ini masih pelajar, sudah macam2 cara dilakukan keluarga supaya anaknya bebas ,mulai dari membawa ninik mamak sampai pernyataan orang desa. tapi kasat reskrim tetap menahannya karena penangguhan penahannya hak kapolres.dan pak kapolres katanya lagi kuliah, inilah dan itulah sampai penahannannya sampai 20 hari dan diperpanjang. tanpa sengaja paman korban menceritakan hal ini kepada saya ketika saya main kerumahnya lengkap dgn kronilogisnya,, dan kebetulan ayah korban juga ada malam itu. mendengar seluruh keterangan itu langsung saya telpon bpk kapolres, beliau menjawab ada satu surat yg dari pihak korban yg tidak mau menandatanganinya katanya dan itu dia ketahui tentu melalui penyidik,, alangkah sedihnya saya dalam hati, bapak kapolres tidak salah,namun apa maksud penyidik menahan surat itu yg sudah lama ditandatangani pihak pemilik toko.
esok harinya bersama nurhayati kahar saat hujan lebat2nya saya datangi kapolres diruangannya dan memperlihatkan surat2 yg kata anggota nya ga ada. dan kami memohon kepada kapolres membebaskan anak2 ini secepatnya demi hukum. esok harinya bapak kapolres menandatatangani surat penangguhan penahanan anak2 tersebut.dan saya langsung yg menjemput ke 4 anak itu ditahanan polsek sei.limau. bebaslah anak2 mereka dan kembali kepangkuan orangtuanya..
coba anda lihat kasus2 yg melibatkan pejabat negara, sudah tersangka tapi tidak ditahan,,DAN AKIBATNYA BUPATI DAMASRAYA KABUR SUDAH LEBIH 5 BULAN TAK TAU KEMANA DAN PENGECUTNYA DIA JUGA MENINGGALKAN AMANAH RAKYAT YG DIA PIMPIN DISANA.
catatan OYONG LIZA PILIANG
