bagaimana jika seorang pimpinan suatu daerah yang bekerja untuk rakyatnya dan hanya memikirkan bagaimana ia bisa memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya? jawabannya dapat dipastikan rakyat akan memikirkan dia pula.. mereka akan berusaha dengan kesadaran penuh membantu terwujudnya program2 yang dicanangkan kepala daerah,karena ia tau ini akan menguntungkan diri mereka bersama. dan umpan balik yang didapat kepala daerah tersebut adalah militansi dari masyarakatnya. dan inilah modal terbesar dalam politik yang mengalahkan uang sekalipun. bahkan jika tak ada parpol pendukungpun jika menjelang pilkada dengan sukarela masyarakat menyodorkan ktp dukungan untuk jalur independent. tapi ini sangat jarang sekali,karena pemimpin tipe demikian adalah aset yang selalu jadi rebutan parpol2 besar.
baca selengkapnya
bagaimana jika hal diatas kontra produktif dengan kepentingan rakyat kebijakan yang dibuat kepala daerah? kita cuma membalikkan saja umpan balik tulisan diatas. masyarakat akan menjauh. dan yang lebih parahnya lagi menjauh dan hilang dari hatinya dan berakhir jadi antipati. dalam teori matematis jika seorang saja yang tidak suka dan anti kepada kita, dia berpotensi mempengaruhi 10 orang terdekatnya.. nah bagaimana pula bila mayoritas? katakanlah ratusan atau ribuan?karier si kepala daerah tersebut hampir dapat dipastikan kolaps, down dan tak akan pernah bisa bangkit lagi. disinilah letak kekuatan atau power publik . dia bisa mengapungkan dan bisa pula membenamkan kepala anda "masuak luluak"
sejarah telah banyak membuktikan hal tersebut. pemimpin yang dicintai rakyatnya selalu menguntungkan kedua belah pihak. vladinir putin, hugo cavez dll. apapun kata dunia tentang pemimpin mereka rakyatnya siap jadi tameng garda terdepan yang siap membela dan bahkan tak jarang pula dengan cara2 yang frontal. kebalikan jika pimpinan sudah tak mendapat kepercayaan dari masyarakatnya. jika ada suatu kesalahan yang dialamatkan kepadanya oleh lawan politiknya , seketika itu pula masyarakat ikut pula menghujatnya.. ada yang secara langsung dan jantan dan ada pula dengan sembunyi2..namun samalah artinya.. tergantung mentalitas seseorang itu pula. am fatwa dan sri bintang pamungkas contoh nyata diera kepemimpinan soeharto yang amat lantang dan vokal mengkritik kebijakan rezim orba kala itu. dia jantan, keluar masuk bui tak masalah baginya demi ideologis yang tertanam erat dilubuk hatinya. dan ada pula yg anti suharto kala itu , tetapi tak berani mengungkapkan secara langsung karena kebelum siapan mentalnya. kini am fatwa dengan mudahnya mendapat dukungan suara yang menghantarkan dirinya disenat indonesia.karena simpati rakyat sudah lama didapatnya.. sedangkan sribintang pamungkas tetap eksis mengkritisi setiap kebijakan pemerintah sekarang dengan cara2 yang lebih elegan.. sebab sekarang kita lihat diera reformasi ini banyak yang pengen eksis dan jadi pahlawan kesiangan. sedangkan ketika era soeharto dia mana berani....am fatwa ,sribintng pmungkas dan beberapa nama lainnya bermentalitas idealisme murni.
catatan oyong liza piliang