Pemerintah sangat gencar mengiklankan rencana kenaikan harga BBM,sayangnya iklan tersebut tergolong iklan menyesatkan bagi seluruh rakyat Indonesia,kenapa…? Karena iklan yang dibuat oleh pemerintah seolah menggambarkan bahwa selama ini harga BBM yang ditentukan oleh pemerintah itu adalah harga BBM bersubsidi ; Padahal selama ini Kwik Kian Gie dalam berbagai kesempatan sudah menyampaikan perbedaan pendapat dengan pemerintah dalam hitung-hitungan harga BBM. Namun sampai sekarang pemerintah tidak bisa menjawab cara perhitungan mantan Menteri Koordinator Ekonomi (1999 - 2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional & Ketua Bappenas (2001 - 2004).
Iklan yang ditayangkan juga menyesatkan publik,seolah mempersepsikan pemerintah sekarang tidak bisa memperhatikan rakyat miskin karena uangnya “habis” untuk mensubsidi BBM yang digambarkan hanya dinikmati oleh kalangan orang kaya saja (bermobil) ; Padahal semua orang juga tahu bahwa rakyat miskin di Indonesia sudah ada sejak dulu dan terus bertambah saja karena uang rakyat di korupsi oleh para pejabat negara. Mantan menteri Prof.DR.Soemitro Djojohadikoesoemo pernah mengatakan bahwa hutang luar negeri/ bantuan luar negeri dari negara-negara donor, dan lembaga-lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia banyak yang dikorup oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab (siapa lagi kalau bukan pejabat negara….?); Tingkat kebocoran ini cukup signifikan, menurut begawan ekonomi Prof. Sumitro Djojohadikusumo, mencapai 30% dari total anggaran pembangunan…!
Bila sekarang ini Utang pemerintah Indonesia seperti yang dilansir pada akhir Pebruari 2013 yang lalu mencapai Rp.1988 Triliun,bisa dibayangkan kebocoran yang harus ditanggung dan dibayar dengan uang rakyat melalui pembayaran pajak orang-2 kaya di Indonesia adalah hampir mencapai +/- Rp.600 triliun. Itu berarti yang menyebabkan rakyat bertambah miskin bukan karena harga BBM dan subsidi BBM yang selama ini digembor-gemborkan oleh pemerintahan SBY ; Rakyat miskin di Indonesia karena uang rakyat telah di korupsi habis-habisan oleh pejabat negara yang korup dan digunakan untuk memperkaya diri mereka sendiri serta kroni-2nya (partai politik yang mereka dirikan,dengan alasan demokrasi)
Rakyat bertambah miskin karena uang hasil pembayaran pajak tidak digunakan sebagaimana mustinya untuk kepentingan rakyat miskin. Pelajaran yang membuka mata rakyat adalah cara memimpin Jokowi-Ahok yang transparan dalam mengelola Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta yang dikembalikan untuk proyek-2 pengentasan kemiskinan di wilayah DKI Jakarta. Ini membuktikan bahwa selama ini para pejabat negara yang senang korupsi selalu tidak peduli dengan rakyat miskin. Uang yang diterima oleh negara melalui pembayaran pajak,dsb diselewengkan dan tidak digunakan untuk pengentasan rakyat miskin.
Sebaiknya iklan pemerintah untuk mencitrakan seolah subsidi BBM hanya untuk orang kaya dan rakyat miskin menderita karena subsidi BBM yang salah tidak lagi ditayangkan. Ini adalah pembodohan yang sangat “super” kelewatan yang dibuat oleh pemerintah dalam membodohi rakyatnya sendiri. Sebaiknya pemerintah bicara jujur saja bahwa selama ini rakyat miskin karena korupsi yang merejalela dan tidak bisa dibendung oleh pemerintahan SBY. Kegagalan demi kegagalan sebaiknya diakui daripada terus memancing kemarahan dan ketidak-percayaan yang semakin tinggi terhadap pemerintahan SBY. Pengakuan sebuah kegagalan akan jauh lebih “gentleman” katimbang harus terus menerus menipu rakyat…!
Emangnya rakyat sekarang bodoh….? Eloe kaleeee…..!
Catatan Mania Telo Freedom Writers Kompasianer